KEDIRI, beritalima.com | Tim ekspedisi gabungan antara Koramil Kandangan dengan Damar Panuluh Nusantara serta beberapa orang yang berkompeten dibidangnya, mulai dilirik beberapa pihak. Lirikan itu tidak lepas upaya yang dilakukan tim gabungan tersebut untuk menggali potensi yang belum tersentuh.
Berbagai komentar yang dihimpun, lebih mengarah pada support, sekaligus spirit untuk tetap terus berkarya dengan menggali berbagai potensi desa, terutama tempat-tempat yang diduga peninggalan sejarah masa lalu.
Respon dari eksistensi tim ekspedisi tersebut (kamis,25/7/2019), salah satunya mengalir dari Kapenrem 082, Mayor Caj Candra Yuniarti. Sebagai orang yang bertanggungjawab disektor publikasi jajaran Korem 082, ia tak segan-segan mengapresiasi hal-hal yang positif, khususnya publikasi yang menarik perhatian.
“Saya baru dengar awal bulan Juli lalu ada tim ekspedisi gabungan di Kediri. Tim ekspedisi ini melakukan penelusuran ketempat-tempat yang diduga peninggalan jaman dulu. Detailnya, saya kurang tahu, tapi yang jelas ekspedisi yang dilakukan unik, dan menarik,” katanya.
Dikatakannya, tim ekspedisi ini menarik, karena mengeksplorasi potensi desa-desa yang ada di Kediri, dan unik, karena potensi yang digali itu berhubungan dengan penemuan benda-benda purbakala.
“Ekspedisi yang dilakukan melibatkan semua pihak yang berkompeten, dari Koramil, Polsek, perangkat desa, Komunitas pemerhati cagar budaya, sampai pelaku spiritual juga dilibatkan,” ujarnya.
Penrem 082 selalu mendukung publikasi yang positif, dan ada dampaknya bagi masyarakat, khususnya mengenai budaya peninggalan jaman dulu. Terlebih lagi, tim ekspedisi ini kombinasi antara sejarah, budaya dengan potensi desa yang masih terpendam.
Sementara itu, Plt Kepala Desa Karangtengah, Khiri Gunadi, menanggapi eksistensi tim ekspedisi didesanya, ia sangat mendukung sekali.
“Selama melakukan ekspedisi di desa kami, semua mensupport, kami tidak ada masalah. Malah ekspedisi itu menguntungkan, karena menggali potensi desa kami. Mudah-mudahan, yang sudah dilakukan, nantinya membawa dampak positif, sehingga desa ini dilirik untuk dijadikan objek wisata budaya, atau wisata lainnya,” katanya.
Saat ini, pihak Pemerintah Desa Karangtengah membutuhkan perhatian untuk menjadikan beberapa lokasi menjadi objek wisata, pawon sewu misalnya. Udara dikawasan tersebut cukup sejuk, disitui juga ada tempat-tempat yang cukup ekstrim, ada goa, dan sumber air.
“Andaikata tempat ini bisa diwujudkan sebagai objek wisata, diharapkan dampak positif itu mengena kepada warga sekitar, terutama ekonomi. Bagi warga yang bermental wirausahawan, bisa dagang kecil-kecilan, disekitar lokasi,” jelasnya.
Ditempat terpisah, Sekretaris Desa Karangtengah, Yani Afrizal juga mengomentari tim ekspedisi selama melakukan penelusuran dikawasan hutan Pawon Sewu.
Menurutnya, temuan batu bata kuno di Desa Karangtengah, bisa jadi barometer, kalau dulunya ditempat itu pernah ada peradaban yang sangat maju pada jamannya. Susunan batu bata kuno yang ada ditengah sawah, diyakini berwujud candi, tapi kepastiannya masih menunggu dari BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) selaku pihak yang berwenang.
“Sejarah pastinya, jaman siapa, kapan dibangun, kami tidak tahu, nanti yang bisa menjelaskannya pihak berwenang, yaitu BPCB, kita disini hanya sebatas tugas pokok dalam pemerintahan desa,” jelasnya.
Sedangkan lokasi diduga menyimpan situs kuno di pemakaman umum, hingga saat ini masih tanda tanya, karena susunan batu batanya belum terlihat, dan yang terlihat masih bongkahannya. Kendati demikian, ia yakin arahnya ke struktur bangunan candi, karena disekitar lokasi itu ada temuan menguatkannya, yaitu batu berwujud lingga. (dodik)