SURABAYA, beritalima.com – Selama bulan puasa dan lebaran kemarin ekspor Jawa Timur mengalami penurunan cukup besar.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, ekspor Jatim sepanjang Juni 2017 mencapai US$ 1,372 miliar, turun 18,39% dibanding ekspor Mei 2017 yang mencapai US$ 1,681 miliar.
Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono, mengatakan, penurunan ekspor selama puasa sebenarnya bukan hal baru. Pengusaha biasanya mengenjot ekspor dan impor sebelum puasa, sehingga selama puasa hingga Lebaran menjadi masa landai dalam kinerja ekspor.
Menurutnya, penurunan tersebut lebih disebabkan oleh turunnya ekspor non migas yang mencapai 21,37%, dari US$ 1,587 miliar pada Mei menjadi US$ 1,248 miliar di bulan Juni.
Sedangkan ekspor migas justru naik 31,72%, dari US$ 94,39 juta pada Mei menjadi US$ 124,34 juta di bulan Juni.
“Hampir semua komoditas ekspor andalan Jatim mengalami penurunan rata-rata kisaran 10% hingga 20% atau bahkan lebih,” tandasnya.
Dipaparkan, penurunan terbesar terjadi pada ekspor komoditi kertas dan karton yang mencapai 33,29%, terus lemak dan minyak nabati dan hewan turun sebesar 28,93%.
Di bawah itu, ekspor komoditas kayu, barang dari kayu serta bahan kimia turun masing-masing sebesar 22,12% dan 22,88%.
Adapun perhiasan dan permata yang menjadi komoditas andalan utama ekspor Jatim dan menjadi kontributor terbesar turun sebesar 19,82%.
Ekspor tembaga yang menjadi kontributor terbesar kedua turun 3,25% dan komoditas ikan dan udang yang menjadi kontributor ke empat juga turun sebesar 13,64%.
Jika dilihat dari negara tujuan ekspor, penurunan terbesar terjadi pada ekspor ke Singapura dengan penurunan sebesar 43,70%, Malaysia turun 31,41%, Italia turun 27,78%, Jerman turun 25,26%, dan Thailand turun 24,93%.
Sedangkan negara tujuan ekspor tradisional utama lainnya seperti Jepang juga turun sebesar 15,06%, Amerika Serikat turun 22,77%, Australia turun 17,56%, dan ekspor ke India juga turun sebesar 20,02%. (Ganefo)