Eksport Beras ke Saudi, Johan: Harus berdampak Pada Kesejahteraan Petani

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Anggota Komisi IV DPR RI, H Johan Rosihan ST mengatakan, sebagai negara agraria di negara tropis 10 tahun terakhir Indonesia selalu surplus produksi beras. Indonesia hanya kalah dari Thailand dan Vietnam, dua negara yang juga berada di daerah tropis.

Itu disampaikan politisi senior Partai Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI ini menanggapi ekspor beras yang dilakukan Pemerintah ke Saudi Arabia.

“Jadi, ekspor beras boleh saja dilakukan,” keta wakil rakyat dari Dapil I Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) itu kepada Beritalima,com, Minggu (15/8) siang.

 

Menurut Johan, wakil rakyat membidangi Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Lingkungan Hidup (LH) itu, ekspor beras bisa mendorong peningkatan nilai ekspor pertanian karena komoditas ekspor nasional masih didominasi perkebunan.

 

“Saya berharap dengan ekspor ini gabah petani yang harganya anjlok belakangan ini dapat kembali normal, mendapatkan harga pantas untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani,” kata Johan.

Secara rinci, Johan menyebut, berdasarkan data terakhir Indonesia saat ini memiliki 1.389.545 ton stok beras nasional. Angka ini, menunjukkan surplus produksi beras pada masa tanam 1 sekitar 6 juta ton.

 

Proyeksi pemenuhan kebutuhan beras nasional 2021 meliputi produksi beras 21, 21 juta ton dan konsumsi 17, 18 juta ton. “Jadi, angka produksi – konsumsi sehingga 4, 03 juta ton,” jelas Johan.

Kegiatan ekspor beras secara khusus dan Merdeka eksport dari berbagai komoditas pertanian itu menunjukkan betapa tangguhnya sektor ini termasuk dalam masa pandemi seperti sekarang. Karena itu, Pemerintah harus membuka mata, agar menjadikan sektor ini sebagai ujung tombak peningkatan Ekonomi Nasional. “Tetapi harus dengan dukungan anggaran yang memadai,” ungkap Johan.

 

Pada era pandemi, sektor tanaman pangan telah memainkan peran yang sangat penting karena hanya sektor Pertanian memiliki pertumbuhan positif. “Namun, sayang hampir satu dasa terakhir anggaran Pertanian terus berkurang setiap tahun, bahkan tahun 2020 lalu dipotong Rp 7 Triliun,” demikian H Johan Rosihan ST. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait