SURABAYA – Mohammad Zainal Abidin dan Novenda Andriana dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Kejari Surabaya sebagai saksi pada sidang kasus dugaan Pemalsuan Surat atasnama terdakwa Effendi Pudjihartono. Senin (17/2/2025).
Sebelumnya, terdakwa Effendi Pudjihartono diadili di Pengadilan Negeri Surabaya karena diduga merugikan Ellen Sulistyo sebesar Rp.998.244.418.
Zainal Abidin dari bagian officer PT Megah Perdana Indah atau Perdana Elektronik mengungkapkan kalau pihaknya pernah mengeluarkan 12 lembar faktur pembelian berbagai peralatan Elektronik dari Ellen Sulistyo dengan total pembelian sebesar Rp.69 Juta.
“Untuk tanggal dari masing-masing faktur itu saya tidak hafal. Total pembeliannya sebesar Rp.69 Juta. Cara pembayarannya ada yang tunai dan ada yang secara Kredit,” ungkap Zainal Abidin di ruang sidang Kartika 1 PN. Surabaya. Senin (17/2/2025).
Menurut saksi Zainal Abidin, dari pembelian-pembelian sebesar Rp. 96 juta tersebut, yang belum Ellen lunasi sebesar Rp. 9 Juta.
“Yang lain sudah lunas. Hanya untuk invoice pembelian satu unit AC merk Changhong yang belum lunas. Dari 12 invoice tersebut, ada 1 invoice yang bukan atasnama Resto Sangria,” lanjutnya.
Saksi juga menjelaskan bahwa Ellen sudah sangat sering membeli berbagai peralatan Elektronik ditempatnya bekerja, sebab Ellen adalah mantan kongsi dari pihak pemilik.
“Ibu Ellen itu mantan kongsinya owner. Biasanya Ellen membeli bukan hanya untuk Resto Sangria saja. Terkadang juga membeli untuk Resto Kayana, atasnama Resto Sentral Dapur Pandan, atasnama Cubi, atasnama Kecombrang, tapi untuk keuangannya, semuanya memakai rekening atasnama Ellen,” tegas saksi Mohamad Zainal Abidin.
Sementara saksi Novenda Andriana mengungkapkan bahwa Ellen Sulistyo sudah mengeluarkan uangnya cukup banyak untuk merenovasi ruangan Resto Sangria.
“Yang saya handel sendiri saja sudah sekitar Rp.160 jutaan. Khusus untuk beberapa item renovasi dan perbaikan panel-panel. Awalnya Resto itu bernama Pianoza, tapi setelah di handel Ellen menjadi Sangria,” ungkapnya.
Dituturkan oleh saksi Novenda, untuk pekerjaan renovasi dan perbaikan panel-panel tersebut, awalnya dia hanya diberikan uang muka atau DP untuk pengerjaan desain. Namun setelah pekerjaan desainnya selesai, dilakukan pelunasan sebanyak 3 kali.
“Jadi awalnya hanya dibayar DP sekian persen, terus ada termin sekian Juta. Untuk pekerjaan renovasi saja sebesar Rp. 160 Juta. Sedangkan untuk fee desain Rp.8 Juta. Karena progres pekerjaan sudah selesai, saya dibayar lunas,” tuturnya.
Saksi Novenda juga menjelaskan, bahwa untuk pekerjaan mendesain Sangria, dirinya menerima pembayaran secara transefer dari Ellen.
“Tapi untuk pekerjaan renovasi, saya minta dibayar secara cash karena setiap hari sabtu saya harus membayar tukang,” jelasnya.
Pada saat saksi melakukan penawaran, kan harganya untuk feed out total sudah bersih sekitar Rp.169 jutaan, Kenapa bukan Rp. 353.373.900. tanya tim kuasa hukum dari terdakwa Effendi Pudjihartono?
“Sebenarnya tidak semua saya handel. Ada bagain-bagian perbaikan lain yang dihandel sendiri oleh pihaknya Ellen. Jadi yang bagian saya saja sebesar Rp.169 Juta, untuk modifikasi panel-panel,” jawab saksi Novenda Andriana. (Han)




