SURABAYA, beritalima.com – Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak mengapresiasi dan berterimakasih atas dipilihnya Provinsi Jawa Timur sebagai tempat pertama penyelenggaraan Capital Market Summit and Expo Tahun 2019. Dirinya meyakini dipilihnya Jatim sebagai tempat penyelenggaraan adalah sebuah keputusan yang tepat apalagi provinsi paling timur di Pulau Jawa ini merupakan kekuatan ekonomi terbesar kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta.
“Kami meyakini pilihan di Jatim ini menjadi penting dan tepat karena Jatim punya potensi luar biasa. Kami sangat mengapresiasi dan yakin keputusan penyelenggaraan disini akan menjadi hub bukan hanya bagi Jatim tapi juga Indonesia bagian timur,” kata Emil saat menghadiri Capital Market Summit and Expo 2019 Festival Pasar Modal di Dyandra Convention Center Surabaya, Jum’at (26/4).
Menurutnya, dengan penyelenggaraan Capital Market Summit and Expo 2019 di Jatim dalam hal ini Surabaya, akan banyak perusahaan calon emiten. Artinya, begitu perusahaan ini punya akses ke pasar modal, maka investasi yang masuk ke Jawa Timur akan semakin besar. Karena perusahaan yang tercatat ini tentunya punya kredibilitas yang baik, sehingga semakin dipercaya dan tentunya semakin amanah dalam mengelola investasi dana masyarakat.
“Kalau di ilmu ekonomi istilahnya saving investment, bagaimana antara uang saving di masyarakat dan investment ada jalurnya. Masyarakat sekarang ini tidak mau cuma satu instrumen tabungan aja, mereka mau investasi. Kalu semakin banyak emitennya maka pasar modal kita semakin bergairah,” katanya.
Emil mengatakan, ke depan postur industri ekonomi akan didorong ke jasa perdagangan dan industri. Untuk itu Pemprov Jatim fokus pada tiga track. Pertama adalah industri 4.0, seperti mengembangkan kemampuan profesi milenial, kedua, mendorong kompetensi dasar SMK semacam realokasi jurusan sesuai dengan prioritas yang dikembangkan komite ekonomi dan industri. Ketiga, bila kedua hal tersebut sudah berkembang maka akan ada financial technology (fintech).
“Tiga hal ini tentunya akan berkorelasi juga dengan kemajuan sektor keuangan. Karena semakin industrinya kompetitif, sektor keuangannya akan ikut naik. Sektor keuangannya naik, maka uangnya akan masuk ke industri-industri nya sehingga makin kompetitif lagi,” jelasnya.
Ditambahkannya, secara global ada tuntutan besar bagi Jatim untuk segera bertransformasi ekonomi yang bertumpu pada jasa dan perdagangan. Ia berharap injeksi sisi investasi meningkat sehingga Jatim tidak hanya menjadi pasar tapi juga produsen.
“Kami meyakini flow of invest lebih teraktualisasi bila perusahaan di Jatim punya akses terhadap capital market. Perusahaan akan berpotensi menyemarakkan emiten pasar modal di Indonesia. Akses kepada capital market ini akan mendorong investasi meningkat,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Hoesen mengatakan, acara ini merupakan bentuk komitmen OJK bersama stakeholder di bidang pasar modal untuk mendorong edukasi dan literasi keuangan kepada masyarakat di berbagai daerah. Rencananya pada tahun 2019, acara ini akan diselenggarakan dua kali yakni Surabaya dan Jakarta.
Menurutnya, Provinsi Jatim dipilih sebagai kota pertama penyelenggaraan acara ini karena provinsi ini punya potensi pengembangan pasar modal yang sangat baik. Berdasarkan data supply dan demand perusahaan go publik dan investor, jatim ada di urutan kedua setelah Jakarta dengan jumlah 34 perusahaan go public dan investor lebih dari 180 ribu single investor identity. (rr)