JAKARTA, Beritalima.com– Perempuan memiliki strategis dalam mensukseskan demokrasi di Indonesia karena sesuai dengan UU, partisipasi politik perempuan merupakan salah satu persyaratan terlaksananya demokrasi.
Itu dikatakan anggota DPD RI, Emma Yohana saat tampil sebagai pembicara diskusi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sumatera Barat bertema ‘Sosialisasi Peran Perempuan Dalam Pengawasan Pemilu’ di Grand Inna Hotel Padang, Sematera Barat, Senin (28/10).
Diskusi yang digelar Bawaslu Sumatera Barat tersebut dibuka Ketua Bawaslu RI, Abhan. Selain Yohana, pemateri lainnya sosialisasi ini adalah Hj Nevi Zuairina (Anggota DPR RI) dan Prof Raudha Thaib selaku Ketua Bundo Kandung Provinsi Sumatera Barat.
“Bagaimana peran perempuan itu bisa dimaksimalkan. Kita tidak bisa berbicara demokrasi jika perempuan tidak mendapatkan tempat atau setara dengan laki-laki. Saya ingin perempuan aktif sehingga jumlahnya terus bertambah di legislatif,“ jelas perempuan kelahiran Pasaman, Sumatera Barat, 22 Januari 1955 tersebut.
Dikatakan anggota Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) itu. sedikitnya jumlah perempuan di parlemen karena sejumlah hambatan seperti masih kentalnya budaya patriarki yang seringkali mendiskriminasi perempuan serta adanya beban berlapis yang ditanggung perempuan diruang privat dan publik.
Selain itu, ungkap peraih suara terbanyak DPD RI untuk Dapil Sumatera Barat pada pemilu serentak 17 April lalu. adanya anggapan pendidikan dan kemampuan politik perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki.
Karena itu, Emma mengajak partai politik (parpol) serta organisasi kemasyarakatan memberikan pendidikan politik kepada kaum perempuan dan diberikan kesempatan yang lebih keikutsertaan perempuan dalam posisi startegis.
Pada kesempatan itu nenek berbintang aquarius ini juga mengajak kaum perempuan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran kritis dalam diri bahwa keberadaannya dalam mekanisme mengambil kebijakan adalah penting. Semakin banyak perempuan terlibat dalam mengambil kebijakan, suara perempuan akan mampu mempengaruhi kebijakan yang dibuat.
“Kaum perempuan harus menyiapkan kader-kader terbaik serta berkualitas untuk berpartisipasi aktif dalam bidang politik dengan cara memperkuat kerjasama dan dukungan antar sesama perempuan serta harus menyadari, bahwa perempuan dan laki-laki mempunyai hak dan kesempatan yang sama,” jelas dia.
Pada kesempatan serupa. anggota Bawaslu Sumatera Barat, Elly Yanti mengatakan, perempuan menjadi bagian penting yang menentukan kualitas keterpilihan calon perempuan yang bisa mewakili kepentingan perempuan yang nantinya berjuang untuk kepentingan perempuan yaitu keadilan dan kesetaraan.
Perempuan penting ikut aktivitas politik, jika tidak artinya perempuan sepenuhnya menyerahkan kebijakan pengambilan keputusan kepada kaum laki-laki yang tidak berspektif terhadap kepentingan perempuan sehingga dikhawatirkan perjuangan perempuan untuk mencapai keadilan dan kesetaraan tidak bisa tercapai.
“Sudah menjadi kewajiban Bawaslu Sumbar untuk mewujudkan pengawasan partisipatif dengan berbagai kalangan, diyakini kaum perempuan bisa menjadi corong informasi kepada kalangan masyarakat untuk turut serta dalam pengawasan kepemiluan,” demiian Elly Yanti.