Jakarta — Anggota MPR dari Fraksi PKS, H. Muhammad Nasir Djamil meyakini Empat Pilar MPR sangat strategis dalam menangkal paham radikalisme dan terorisme asalkan disampailan secara baik dan benar.
”Sosialisasi Empat Pilar itu cukup ampuh buat menangkal radikalisme dan terorisme, ”kata Nasir Djamil dalam. Diskusi Empat Pilar MPR, di Media Center DPR, Senin (6/12/2021).
Nara sumber lain dalam Diskusi dengan tema “Vaksinasi Empat Pilar Lawan Transformasi Kelompok Terorisme” itu adalah Sugiono Anggota MPR RI dari F-Gerindra dan pengamat terorisme Ridwan Habib.
Namun, lanjut politisi PKS ini mwngusulkan agar penyamapian Empat Pilar MPR itu dibuatkan modulnya. Sehingga materinya yag disampaikan tidak monoton dan tidak sama antara materi remaja dengan orang dewasa atau masyarakat umum.
”Saya sudah menyampaikan kepada pimpinan MPR agar dibuat modul, modul sosialisasi ini, modul pelatihan dan modul susialisasi untuk dari mulai anak Paud, TK,SD, SMP, Perguruan tinggi serta masyarakat awam dan mayarakat yang berprofesi itu harus ada semuanya, sehingga mereka semua muncuk kesadaran,’katanya. .
Menurutnya kalau dulu mahasiswa ada pelajaran kewiraan saat ini sudah tidak ada lagi. Dulu ada P4, PMP sekarang sudah tak ada lagi. Oleh karena itu memang harus berkolaborasi antara BPIP, MPR RI dengan sosialisasi empat pilar, BNPT, ini kalau saya katakan Trisula,
Trisula maut, kata Nasir Djamil, sebenarnya untuk bisa mencegah dan menanggulangi terorisme di Indonesia,
Meskipun sebenarnya kalau bicara lebih luas lagi akan lebih luas.yaitu dalam perspektif politik, peran media dan kemiskinan.
Menurut Nasir Djamil, sebenarnya selama ini semua elemen masyarakat sama-sama kerja tapi belum kerja sama alias kolaborasi. Sebab yang namanya kerja sama bukan sama-sama kerja. Kalau sama-sama kan itu namanya sinergi, kalau kerja sama itu namanya kolaborasi.
”Selama ini kita Sinerji, bersinerji, belum berkolaborasi kalau berkolaborasi itu siapa melakukan apa, itu Kolaborasi namanya,’jelasnya.
Menurut Nasir, salah satu hal yang ingin bangsa ini capai dari kesiapsiagaan nasional itu adalah bagaimana masyarakat yang memiliki kesadaran, pemahaman dan pengetahuan tentang berbangsa dan bernegara, di samping pemerintah terus meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat, meningkatkan taraf hidup masyarakat.
”Kalau negara gagal, maka terorisme akan mendapat dukungan. Ini akan menjadi amunisi bagi kelompok teroris dengan mengatakan tdak ada jalan lain kecuali jihad.,”katanya.
Sementata itu pengamat terorisme, Ridwan Habib mengatakan pemerintah dalam. Hal ini aparat keamanan tidak terfokus kepada geakab teroris di Jawa saja. Menurutnya, ada yang.lebih berbahaya daripada terorisme di Jakarta. Yaitu di Papua.
”Ada yang lebih berbahaya yang terjadi di wilayah timur Ibdonesia yautu di Papua. Kelompok ini suudah dicap sebagai teroris, mereka KKB teroris dan sampai hari ini on going aktif, Punya senjata melakukan penyerangan, merampok masyarakat, ini saya kira juga harus jadi perhatian kita juga, jangan kemudian ramai kasus di Jakarta,’katanya. (ar