JAKARTA, beritalima.com | Pembantaian sadis kembali dilakukan oleh teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Kalemago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah pada hari Selasa (11/5/2021). Empat orang petani ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan.
Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (DPP GAMKI) mengecam keras tindakan yang dilakukan oleh teroris kelompok MIT. Pernyataan ini disampaikan Ketua DPP GAMKI Bidang Persekutuan dan Kerohanian, Pdt. Sufriadi Mei Suhendra pada hari Jumat (14/5).
“Menurut informasi rekan Pendeta yang melayani disana, ada lima orang tak dikenal yang tiba-tiba datang ke kebun masyarakat yang merupakan warga jemaat Gereja. Kemudian warga dibantai secara sadis. Mereka adalah warga yang bekerja keras mengelola kebun untuk dapat menghidupi keluarga mereka,” kata Sufriadi.
GAMKI menyampaikan dukacita yang mendalam atas meninggalnya empat warga atas tindakan terorisme yang sebelumnya sudah pernah terjadi pada akhir tahun 2020.
“Kami mempertanyakan bagaimana evaluasi program deradikalisasi yang dilaksanakan oleh BNPT. Kepala BNPT pada bulan Agustus 2020 lalu memberikan bantuan alat peternakan kepada eks napi teroris dan meresmikan rusun di Poso. Sayangnya saat ini, warga yang tidak berdosa masih menjadi korban pembantaian para teroris,” ujarnya.
Menurut Sufriadi, penanggulangan terorisme harus dilakukan secara adil dan komprehensif, salah satunya adalah dengan memberikan perlindungan dan jaminan keamanan kepada warga yang berada di wilayah rawan aksi terorisme.
“Di satu sisi kami meminta negara melalui Polri dan TNI untuk menindak tegas para pelaku aksi terorisme, sembari tetap memberikan program deradikalisasi yang terukur kepada eks teroris yang ingin kembali hidup bersama masyarakat. Namun di sisi lain, masyarakat umum harus diberikan jaminan keamanan. Sangat miris, eks teroris mendapat perhatian, namun warga baik-baik justru kehilangan nyawa,” ungkapnya.
Sebagai penutup, Sufriadi meminta masyarakat untuk tetap waspada dalam melakukan aktifitas sehari-hari dan menjalankan sistem keamanan desa.
“Masyarakat harus kembali menjalankan sistem keamanan desa secara rutin dan disiplin bekerjasama dengan Polri dan TNI setempat. Semoga tidak ada lagi warga yang menjadi korban dan aparat Polri – TNI dapat segera menuntaskan operasi pemulihan keamanan di Poso,” pungkasnya.