MADIUN, beritalima.com- Sekretaris Daerah Kota Madiun, Jawa Timur, punya cara tersendiri untuk menanggulangi kenakalan remaja. Caranya adalah, penumbuhan enam karakter plus pelaksanaan Dasa Darma Pramuka.
Itulah paparan Sekda Kota Madiun, H. Maidi, saat menjadi pembicara dalam Workshop Penanggulangan Kenakalan Remaja di Ruang Rapat Manggala Kencana, Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Madiun, Kamis 9 November 2017.
Keenam karakter yang dipaparkan adalah, karakater jujur, bertanggung jawab, menghormati, adil, peduli dan berjiwa sosial. Dalam jabarannya, karakter jujur bisa mulai ditanamkan saat anak berumur 4-6 tahun. Sikap ini akan membentengi anak dari berbagai tindakan negatif yang berujung pada kenakalan bahkan kejahatan.
“Kalau terbangun, yang namanya berdusta, manipulasi, korupsi ya tidak dilakukan. Ke mana pun tenang, bahkan diperiksa kejaksaan dan polisi juga tidak masalah,” ungkap H. Maidi di hadapan para peserta.
Karakter bertanggung jawab bisa ditumbuhkan pada usia 6-9 tahun di mana anak diperkenalkan dengan pelaksanaan tugas diri sendiri. Lalu menghormati mulai ditumbuhkan pada usia 9-11 tahun di antaranya dengan mengajari anak soap terhadap orang lain.
Sikap adil bisa ditumbuhkan sejak usia 11-13 tahun. Bersamaan itu juga bisa ditumbuhkan sikap peduli dan berjiwa sosial. “Indikasinya gampang. Anak banyak kawan, tidak mengajak memusuhi temannya,” urainya.
Maidi juga meyakini Dasa Darma Pramuka sebagai norma yang bisa dipakai untuk menanggulangi kenakalan remaja. Hal ini mulai dilaksanakan dengan pembagian stiker dasa darma beberapa waktu lalu dan akan dilaksanakan kembali di masa mendatang.
“Kalau stiker Dasa Darma Pramuka terpasang di kamar anak, atau ruang makan, atau ruang keluarga, maka seluruh bagian keluarga bisa menghayati. Kalau ada yang tidak salat misalnya, berarti disebut melanggar darma kesatu, Takwa kepada Tuhan YME. Begitu saja komunikasinya, gak perlu gegeran. Orang tua juga harus tahu ini,” ujarnya sambil memberi contoh darma per darma kepada peserta.
Sekretaris Dinsos, PP dan PA, Warsini, mengatakan, workshop tersebut diikuti oleh 25 guru pendamping, 50 siswa SMP/SMA, 24 anggota Forum Anak Kota Madiun (Fakom) dan satu orang dari LSM. “Workshop ini juga sebagai upaya menekan kenakalan remaja, terutama yang terjadi di sekolah,” terang Warsini. (madiuntoday)