Enam Negara Muslim Belajar Program Bangga Kencana di Surabaya

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Sebanyak 15 orang dari 6 negara muslim akan belajar tentang program Bangga Kencana, pencegahan pernikahan anak dan penurunan angka stunting di Surabaya. Dalam kegiatan ini mereka juga akan mengunjungi beberapa tempat seperti sekolah Islam, Rumah Sakit Islam, Pondok Pesantren dan Kantor Urusan Agama (KUA).

Deputi Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN RI, Prof. drh. Rizal Martua Damanik M. Rep. Sc, PhD, menyampaikan itu di acara Pembukaan SSTC Offline Training on Strategic Partnership Between Government and Muslim Religious Leaders (MRLs) in Reproductive Health, Family Planning, Prevention of Child Marriage and Reducing Stunting, di Hotel Grand Dafam Surabaya, Senin (24/7/2023).

Dikemukakan, Indonesia menjadi rujukan bagi negara-negara Islam selatan, karena program KB dan penurunan angka stunting dinilai berhasil, sementara di negara-negara tersebut masih menjadi perdebatan antar ulama, sehingga program KB masih belum berjalan dengan baik.

Sedangkan Surabaya dipilih sebagai tuan rumah dan tempat belajar negara-negara Islam selatan, karena Pemerintah Kota Surabaya memiliki capaian penurunan stunting yang sangat tinggi di tingkat nasional.

Di tempat yang sama, UNFPA Representative for Indonesia, Dr. Anjali Sen, mengatakan, pemilihan Negara Indonesia merupakan negara muslim terbesar. Sebagai negara muslim terbesar, Indonesia berhasil dengan program keluarga berencana, pencegahan pernikahan anak dan penurunan angka stunting yang sangat bagus.

“Indonesia menjadi rujukan dan prestasi Indonesia memang sangat bagus. Itulah yang menjadi landasan mengapa Indonesia menjadi tempat untuk belajar,” jelas Anjali di acara yang dihadiri perwakilan Negara Burundi, Negara Ethiopia, Negara Nepal, Negara Malaysia, Negara Myanmar dan Negara Philippine ini.

Pernikahan anak, lanjut Anjali, menjadi isu yang sangat penting dan banyak negara Islam di Selatan yang masih tinggi angka pernikahan anaknya. Padahal, jika pernikahan anak terjadi, maka dampaknya akan sangat kompleks. Tidak hanya mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang rendah, tetapi juga sangat berpotensi lahirnya generasi stunting.

“Jika anak menikah, mereka pasti akan putus sekolah, alat reproduksi yang belum matang dan harus hamil sangat berpotensi melahirkan generasi stunting. Padahal saat ini, dunia tengah berlomba-lomba untuk menurunkan angka stunting. Maka, penurunan angka stunting bisa dilakukan bila pernikahan anak bisa dicegah,” paparnya.

Mewakili Gubenur Jawa Timur, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dr. Erwin Astha Triyono, mengatakan berdasarkan rilis BPS Jawa Timur, proyeksi jumlah penduduk Jawa Timur Tahun 2022 sebanyak 41.149.974 jiwa. Laju Pertumbuhan Penduduk Jawa Timur periode 2010-2020 sebesar 0,79% per tahun dan berdasarkan SDKI 2017 TFR Jawa Timur sebesar 2,1.

Sedangkan IPM di Jawa Timur pada tahun 2020 terus mengalami kemajuan. Pada tahun 2019 IPM Jawa Timur mencapai 71,50, tahun 2020 mencapai 71,71, dan selanjutnya pada tahun 2021 mencapai 72,14.

Menurutnya, penyebab stunting itu ada tiga, yaitu pola asuh, akses masyarakat untuk memperoleh nutrisi dan penyakit atau infeksi,” sebut Dr. Erwin.

Erwin menjelaskan, pola asuh karena kedua orang tua sibuk bekerja sehingga anak dititipin ke kakek atau orang lain. Sedangkan akses masyarakat untuk memperoleh nutrisi memang sangat tergantung dengan kemampuan ekonomi keluarga tersebut dan faktor infeksi dan penyakit bisa berasal dari proses kehamilan atau pola hidup sehat atau lingkungan dimana masyarakat tinggal.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Maria Ernawati, turut menyampaikan bahwa peran remaja melalui giat dan gerak remaja Generasi Berencana (GenRe) merupakan strategi yang efektif dalam memberikan edukasi mengenai kesehatan reproduksi, pendewasaan usia perkawinan, dan perencanaan berkeluarga. (Gan)

Teks Foto: Pembukaan SSTC Offline Training on Strategic Partnership Between Government and Muslim Religious Leaders (MRLs) in Reproductive Health, Family Planning, Prevention of Child Marriage and Reducing Stunting di Hotel Grand Dafam Surabaya, Senin (24/7/2023).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait