SURABAYA, Beritalima.com-
Masalah Pupuk Subsidi menjadi suatu yang krusial, meskipun kenyataan di lapangan masalah tersebut berkepanjangan dan tidak pernah tuntas hingga saat ini.
Menurut anggota DPRD provinsi Jatim Erma Susanti SE MSi, dalam mengimplementasikan suatu program, seharusnya pemerintah melakukan progres dahulu agar program tersebut bisa berjalan lancar tanpa merugikan pihak manapun.
“Pemerintah terlebih dahulu harus menjamin ketersediaan pupuk sebelum memberikan dana BLT (Bantuan Langsung Tunai) untuk pembelian pupuk bagi petani,” tuturnya.
Wanita cantik berhijab yang selalu tampil lembut tersebut menegaskan, persoalan pupuk subsidi dipicu pada saat tanam, selama ini selalu mengalami kelangkaan pupuk subsidi sehingga petani merasakan kesulitan mendapatkan pupuk subsidi.
“Kalau tak ada pupuknya lalu yang ditebus apanya. Akhirnya petani membeli pupuk non subsidi yang harganya mahal,” tukasnya.
Anggota komisi B DPRD provinsi Jatim ini menjelaskan bahwa ketersediaan pupuk harus menjadi prioritas utama bagi petani di saat masa produksi pertanian.
“Kalau dirasa subsidi diberi uang tunai, pupuk tersedia dan tidak ada inflasi pupuk maka hal tersebut tidak masalah,” sambungnya.
Yang menjadi masalah ketika BLT langsung diberikan petani, tetapi pupuk subsidi menjadi langka, yang tentunya akan berdampak pada kenaikan harga pupuk, sehingga meskipun petani mendapatkan BLT, maka program tersebut akan percuma.
“Ini yang namanya inflasi pupuk,” tukasnya.
Untuk penyaluran BLT tersebut justru rawan adanya penyimpangan, untuk menekan dan menghindari adanya penyimpangan, menurut
Erma perlu ada verifikasi data petani penerima uang tunai ini.
“Sebelum BLT disalurkan maka perlu kehati-hatian dan verifikasi terlebih dahulu agar tepat sasaran penyalurannya,” tandasnya.
Penyaluran subsidi pupuk bakal dirombak jadi bantuan langsung ke petani (BLP) melalui transfer tunai yang akan dimulai di tahun 2026.
Adanya segudang persoalan penyaluran pupuk subsidi dengan mekanisme tidak langsung selama ini, telah mendorong pemerintah mengkaji skema baru penyaluran subsidi pupuk langsung kepada petani agar lebih tepat sasaran.
Adapun, selama ini pemerintah menyalurkan subsidi pupuk kepada petani melalui produsen yaitu PT Pupuk Indonesia (Persero).
Lewat transformasi penyaluran subsidi, nantinya petani akan menerima bantuan tunai secara langsung dari pemerintah untuk pembelian pupuk.
Rencana transformasi mekanisme penyaluran subsidi pupuk langsung ke petani itu juga merupakan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Basis distribusi subsidi akan berubah, dari sebelumnya kepada kelompok tani menjadi kepada masing-masing individu petani.(Yul)