SURABAYA, beritalima.com | Puluhan kerabat dan sanak saudara menyaksikan pernikahan Virly Rahmawati, S.E putri ketiga dari Bapak M. Slamet Aliwasa dan Ibu Nur Laily dengan Ibrahiem Moussa, S.E Putra Pertama dari Bapak Purwoto dan Ibu Noning Toyiba pada Minggu 20 September 2020 pukul 07.30 WIB.
Usai melaksanakan ijab Kabul kedua mempelai melangsungkan resepsi pernikahan di Graha YKP Jl. Medokan Asri Utara 39 Surabaya yang di mulai pukul 10.00 WIB hingga selesai, ratusan undangan turut memberikan ucapan selamat dan do’a agar kedua mempelai mengarungi bahtera rumah tangga sakinah, mawaddah, warohmah.
Turut hadir Ermin Yuniarti yang merupakan teman sejawat dari ibu Nur Laily, sebagai Guru di SD Negeri Semolowaru.
Resepsi dipenuhi oleh para undangan guna memberi doa restu kepada pengantin yang sedang berbahagia, namun para undangan tetap menggunakan protokol kesehatan seperti cuci tangan sebelum masuk tempat resepsi, menggunakan masker standart dan tetap menjaga jarak.
Pada kesempatan tersebut Ermin Yuniarti yang hadir bersama suaminya Moch. Efendi memberikan memberi wejangan kepada kedua pengantin dalam mengarungi samudra keluarga ke depannya.
Dalam pesannya Pemred beritalima tersebut menyebutkan 16 langkah dalam mewujudkan keluarga yang sakinah mawadah wal rahmah.
“Ini juga berlaku bagi kita semua yang sudah berkeluarga.” Ujar Moch. Efendi.
16 pesan tersebut diantaranya :
- Ketika kita melamar ‘sang pujaan’ untuk menjadi istri, kita bukanlah sedang melamar/meminta kepada orang tua/wali si gadis; tetapi kita sedang meminta kepada Allah swt melalui orang tua/wali si gadis.
- Ketika kita menikah, kita bukanlah menikah di hadapan penghulu tetapi menikah di hadapan Allah SWT.
- Ketika resepsi pernikahan berlangsung, catatlah dan hitunglah para undangan yang hadir untuk mendo’akan kita saat itu. Hal ini perlu kita lakukan dan pikirkan lebih dalam jika kita akan/sedang/sudah berpikir untuk bercerai, karena itu berarti kita harus meminta maaf kepada mereka karena telah menyia-nyiakan do’a mereka.
- Selama menempuh hidup berkeluarga, sadarilah bahwa jalan yang akan kita lalui tidaklah melulu jalan yang bertabur bunga kebahagiaan tetapi juga semak belukar yang penuh onak dan duri.
- Ketika biduk rumah tangga oleng, janganlah saling berlepas tangan; tetapi sebaliknya justru semakin erat berpegangan tangan.
- Ketika kita belum dikaruniai anak, cintailah istri atau suami dengan 100 % sepenuh hati.
- Ketika sudah mempunyai anak, jangan bagi cinta kepada suami atau istri dan anak-anak dengan beberapa bagian tetapi cintailah suami-istri dan anak-anak dengan masing-masing 100% sepenuh hati.
- Ketika ekonomi keluarga belum membaik, yakinlah bahwa pintu rizki akan terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat ketaatan suami istri kepada Allah SWT (banyak juga kaum istri yang tidak tahan dengan kondisi serba kekurangan materi dan akhirnya memilih pergi).
- Ketika ekonomi sudah membaik, jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi ketika menderita (justru godaan banyak terjadi disini, ketika hidup susah; suami selalu setia namun ketika sudah hidup mapan dan bahkan lebih dari cukup, suami sering melirik yang lain dan bahkan berbagi cinta dengan wanita yang lain)
- Ketika anda adalah suami, boleh bermanja-manja bahkan bersifat kekanak-kanakan kepada istri dan segeralah bangkit menjadi pria perkasa secara bertanggung-jawab ketika istri membutuhkan pertolongan.
- Ketika anda seorang istri, tetaplah anda berlaku elok, tampil canti dan gemulai serta lemah lembut, tetapi harus selalu siap menyeleaikan semua pekerjaan dengan sukses.
- Ketika mendidik anak, jangan pernah berpikir bahwa orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak, karena orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak.
- Ketika anak bermasalah, yakinlah bahwa tidak ada seorang anak pun yang tidak mau bekerjsama dengan orang tua, yang ada adalah seorang anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya.
- Bagi anda wanita, ketika ada PIL, jangan diminum, cukuplah suami anda yang menjadi “obat”.
- Bagi anda lelaki, ketika ada WIL, jangan pernah ajak berlayar sebiduk berdua ke samudra cinta, cukuplah istri anda sebagai pelabuhan hati.
- Ketika kita menjadi keluarga yang sakinah, contohlah keluarga rasululloh SAW.
“Ingat selalu pesan tersebut selama mengarungi biduk rumah tangga agar menjadi keluarga yang Samawa.” pungkasnya pada Minggu (20/9/2021).
(red)