MADIUN, beritalima.com- Penilaian tim evaluasi lomba Pelaksana Terbaik Kesatuan Gerak PKK, KKBPK, dan Kesehatan Kategori Posyandu di Kota Madiu, berakhir Senin 6 Januari 2020.
Berbagai pujian dan masukan tim penilai muncul untuk Posyandu Tanjung Kelurahan Kejuron, Kecamatan Taman, yang mewakili Kota Madiun di tingkat provinsi tahun ini. Mulai soal inovasi hingga poin-poin yang harus ditingkatkan ke depan. Posyandu Kejuron memang masuk nominasi provinsi bersama Posyandu Kota Pasuruan dan Malang di untuk tingkat kota.
Wakil Ketua III TP PKK Jawa Timur sekaligus Ketua Tim Evaluasi, Ulfa Harsono, menyebut, Posyandu Kejuron Kota Madiun memiliki berbagai kelebihan. Teurtama penanganan perkembangan balita dan bunda yang sudah optimal. Selain itu upaya sosialisasi penggunaan ASI eksklusif juga cukup baik. Terbukti dengan pemanfaatan ASI mencapai 80 persen. Hal itu menandakan kader bina keluarga di Kelurahan Kejuron cukup berjalan baik.
‘’Angka partisipasi masyarakat juga besar mencapai 87 persen. Hal itu bisa menjadi pendongkrak penilaian. Sebab, program dan sistem yang dibangun memang wajib menarik partisipasi masyarakat,’’ kata Ulfa.
Kota Madiun, lanjutnya, juga memiliki cara menarik dalam meningkatkan partisipasi para kadernya. Salah satunya, dengan pemberian poin untuk ditukar reward. Kendati tidak besar, tetapi hal itu dapat memberikan semangat tersendiri bagi para kader. Selain itu, inovasi dalam menekan angka stunting melalui program Ayo Cegah Stunting dengan Gemar Makan Buah, Ikan, dan Sayur (Ayu Ting-ting Gemar Berdansa) juga cukup menarik. Inovasi tersebut cukup berhasil menekan angka stunting di Kejuron hingga tercatat zero stunting saat ini. Apalagi, terdapat pembelajaran kepada masyarakat tentang pengolahan sayur, ikan, dan buah agar tingkat konsumsi masyarakat tinggi. Belum lagi, aplikasi e-bundahebat berbasis android juga memberikan poin tersendiri.
‘’Kota Madiun juga punya aplikasi berbasis android e-bundahebat. Ini bagus karena memang zamannya. Tetapi yang perlu diingat, aplikasi juga harus banyak dimanfaatkan masyarakat. Jangan hanya ada aplikasi tapi kemudian minat masyarakat untuk menggunakannya rendah. Artinya, aplikasi belum banyak memberikan manfaat yang signifikan,’’ ujarnya.
Walikota Madiun, H. Maidi, menyebut saran dan masukan akan langsung ditindaklanjuti. Bahkan, walikota meminta saran standar penilaian tingkat nasional. Hal itu dilakukan agar Kota Madiun semakin siap jika terpilih sebagai wakil Jawa Timur nanti. Sebab, perbaikan bakal kurang optimal jika hanya untuk tingkat provinsi dan kemudian kalah di tingkat nasional.
‘’Rekomendasi harus tingkat nasional sekalian. Kalau kita bisa mengejar, akan kita kejar. Tetapi kalau dinilai masih jauh, akan kita coba di lain kesempatan,’’ kata H. Maidi. (Diskominfo).
H. Maidi (atas).