JAKARTA, Beritalima.com– Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon mengatakan, negara-negara Eropa dan Asia (Eurasia) harus dapat menurumuskan kerjasama dan interaksi yang lebih dalam.
Itu disampaikan politisi Partai Gerindra tersebut saat berpidatio dalam Sidang The Meeting of Speakers of Eurasian Countries Parliaments (MSEAP) IV/2019 dii Gedung Palace of Independence, Nur-Sultan, Kazakhstan, Kamis (26/9) malam.
Sidang MSEAP kali ini diikuti delegasi 59 negara dan 13 organisasi internasional. Pertemuan itu mengambil tema ‘Greater Eurasia: Dialog. Kepercayaan, Kemitraan’.
Dikatakan, Eurasia kian berkembang menjadi realitas geopolitik penting. Karena itu, melalui MSEAP negara-negara Eropa dan Asia seharusnya bisa merumuskan kerjasama dan interaksi yang dalam lagi.
“Di tengah-tengah konflik dan krisis global, negara-negara Eurasia bisa mengajukan pendekatan yang lebih kooperatif terhadap politik dunia, stabilitas global dan kemakmuran ekonomi regional,” kata Fadli Zon.
Kita, jelas Fadli yang memimpin Indonesia ke pertemuan negara-negara Eropa-Asia itu, berkomitmen memperkuat geopolitik perdamaian serta stabilitas global dengan jalan mempromosikan dialog dan penyelesaian konflik.
Dikatakan, Eurasia harus kian mengintegrasikan kegiatan ekonomi di kawasan melalui kemitraan. Sebab, pembangunan ekonomi merupakan kunci untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas, dua isu yang juga jadi perhatian negara Eurasia.
Perbatasan Eurasia misalnya, menyembunyikan banyak sengketa, termasuk konflik ideologis. Ini menjelaskan kenapa terorisme dan ekstremisme di perbatasan masih ada. Dari sudut ini, Indonesia berharap Eurasia menjadi platform kerja sama regional dengan model kemitraan baru.
“Saya menyampaikan kerjasama regional adalah instrumen penting untuk memperkuat dan mencapai SDGs. Indonesia, yang menjadi inisiator Forum Parlemen Dunia tentang Pembangunan Berkelanjutan (World Parliamentary Forum for Sustainable Development (WPFSD) dan menjadi tuan rumah 2017, 2018 dan 2019 tentu menaruh harapan besar pada MSEAP.”
Indonesia berharap, MSEAP bisa menjadi forum bagi SDGs di wilayah Eurasia. Indonesia-Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) telah menandatangani memorandum kerjasama untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, terutama perdagangan dan investasi.
Ini menunjukkan bahwa hubungan perdagangan dan ekonomi antara negara-negara EAEU dan Indonesia berkembang kian cepat. Saat ini Indonesia adalah mitra dagang EAEU terbesar keempat di ASEAN.
Pada kesempatan itu juga sidampaikan, MSEAP merupakan cermin pentingnya diplomasi parlemen. Kerjasama parlemen kian memainkan peran besar dalam membangun kerjasama ekonomi, perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan.
“Itu sebanya kerjasama parlemen negara-negara Eurasia harus terus dijaga, bahkan diteruskan dengan kian mempererat interaksi antar-warga di kawasan Eurasia,” jelas Fadli.
Interaksi adalah kunci untuk meningkatkan pemahaman antara Eropa dengan Asia. Karena itu, dalam pertemuan bilateral dengan Wakil Ketua Parlemen Kazakhstan, Askar Shakirov, Fadli menyambut baik dukungannya agar pemerintah Kazakhstan memberlakukan kebijakan bebas visa bagi warga Indonesia.
Kebijakan resiprokal ini penting untuk meningkatkan interaksi antara warga kedua negara, sehingga meningkatkan pemahaman dan pengetahuan warga Eurasia mengenai masyarakat, budaya, dan nilai-nilai yang menghidupi tetangga mereka.
Dalam pidato, Fadli mengumumkan sekaligus mengundang seluruh delegasi yang hadir untuk datang ke pertemuan kelima MSEAP tahun depan di Indonesia.
“Indonesia berharap MSEAP bisa menjadi ‘platform’ kerja sama regional, terutama untuk memperluas kerja sama antar-parlemen. Peran parlementer yang strategis bisa menjadi kekuatan pendorong bagi kesejahteraan global,” demikian Fadli Zon. (akhir)