Fahri Bersama Sejumlah Anggota DPR Belajar Regulasi Pemilu ke Brasil

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Wakil Ketua DPR RI bidang Koordinator kesejahteraan (Kokesra), Fahri Hamzah tengah memimpin Delegasi muhibah DPR RI ke Republik Federasi Brazil di Brasilia.

Selain menjalankan bagian dari fungsi diplomasi DPR, politisi senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut memberikan perhatian khusus kepada tema pembiayaan partai politik dan isu korupsi serta parlemen modern.

“Kita tahu Brazil akan menjalani Pilpres dan Pileg awal Oktober nanti. Dan, DPR RI mendapatkan banyak masukan bagaimana merumuskan regulasi pemilu,” kata Fahri dalam keterangan tertulisnya yang diterima Beritalima.com, Kamis (27/9).

Selama muhibah di negara sepakbola tersebut, DPR RI menjadwalkan tiga pertemuan dengan parlemen Brazil dan satu kali pertemuan dengan Tribunal Superior Eleitoral (TSE) yang merupakan lembaga pelaksana sekaligus pengawasan pelaksanaan Pemilu.

Dengan parlemen Brazil, kata wakil rakyat dari Dapil Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) itu, delegasi Indonesia membahas pembiayaan partai politik, peran parlemen dalam penganggaran negara dan modernisasi parlemen.

Dikatakan, Brazil melaksanakan Pemilu 7 Oktober 2018 dengan metode pemilihan online. Indonesia dan Brazil memiliki hubungan sejak Bung Karno yang teman dekat Presiden Brazil, Josalino Kubitschek.

“Secara ukuran juga mirip dengan penduduk di atas 200 juta, sesama negara tropis dan mengandalkan hasil pertanian, peternakan dan tambang,” kata anggota rombongan, Erwin M Singaruju.

Sutriono, anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PKS yang membidangi pemerintahan dalam negeri termasuk pelaksanaan pemilu mengatakan, paparan dari Parlemen Brazil menjadi bahan pembanding dan masukan terkait Pendanaan Parpol dan Pemilu serta untuk Senator.

Dikatakan, suhu politik Brazil semakin memanas menjelang akhir kampanye Pilpres. Dilihat ke belakang, pertarungan politik Brazil juga sangat dinamis. Presiden Lula Da Silva diganti suksesornya, Dilma Roussef, wanita pertama di sejarah Brazil yang menjabat sebagai presiden ke-36 sejak 2011.

Dilma dimakzulkan parlemen Mei 2016 karena tersangkut kasus Petrobras & Odebrecht (perusahaan infrastruktur multinasional). Pemakzul Ketua Parlemen Eduardo Cunha lima bulan setelah dia ganti dijatuhkan, lalu dipenjara 15 tahun.

Mantan Presiden Da Silva masih sangat populer karena warisan program jaminan sosial saat ia menjabat. Tapi dia divonis 12 tahun April 2018 lalu sehingga tak mungkin berpartisipasi lagi di Pilpres. Michael Temer, wapres petahana yang menggantikan Dilma sebagai Presiden saat ini, juga telah diancam penyelidikan dan bersiap masuk bui saat turun jabatan sebentar lagi.

Hari ini, ada 13 capres yang bertarung bebas di Brazil, dari parpol maupun independen. Kandidat presiden paling populer untuk 7 Oktober nanti, Jair Bolsonaro, sekarang terkapar. Ia ditikam tiga kali saat kampanye awal September lalu.

Dalam humibah itu Fahri didampingi anggota DPR RI lainnya yakni Erwin M Singaruju, Fadhlullah, Cucun Ahmad, R Alimin Abdullah, Refrizal Sutriyono dan Irgan Chairul beserta staf, tenaga ahli dan Badan Keahlian DPR. (akhir)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *