Fahri Hamzah: Keberagaman di Nusantara Bisa Jadi Format Indonesia Persatukan Dunia

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Keberhasilan mempersatukan nusantara dengan keberagaman suku, adat istiadat, budayam bahasa dan agama bisa menjadi dasar buat Indonesia untuk menyatukan dunia. Itu tentu saja dilakukan dengan dukungan Pancasila yang menjadi alat pemersatu dan menjadikan Indonesia kekuatan kelima dunia.

“Realitasnya Indonesia sudah menjadi bangsa besar. Keberagaman yang terdiri dari 17 ribu lebih pulau ini tetap bersatu, tentu saja membuat kagum bangsa-bangsa dunia. Ini bisa menjadi format untuk menyatukan dunia,” kata Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia saat orasi kepemimpinan bertajuk ‘Bangkit Dari Krisis, Menjadi Kekuatan Kelima Dunia’ dan membuka acara ‘Gelora Kemerdekaan 2020’ di Jakarta, Jumat (14/8) malam.

Guna mewujudkan hal tersebut, papar pimpinan DPR RI 2014-2019 partai Gelora Indonesia mendirikan Akademi Pemimpin Indonesia (API) yang diluncurkan Ketua Umum DPN partai Gelora Indonesia, Muhammad Anis Matta, Senin (17/8). API dibentuk untuk menyiapkan stok para pemimpin yang mengerti keadaan Indonesia sekarang dan masa depan.

“Wabah Covid-19 telah mengubah cara memandang diri kita, ada yang pesimis dan tidak berani melangkah. Namun, ini peluang, kesempatan kita sebagai bangsa. API akan mendidik pemimpin eksklusif, berkarakter dari Sabang sampai Merauku, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote,” kata politisi senior yang dijuluki ‘Macan Parlemen’ itu.

Menurut Fahri, krisis saat ini bisa menjadi narasi dari kerja besar bangsa Indonesia yang akan mengantarkan menjadi kekuatan ekonomi dunia, sederajat dengan bangsa-bangsa di dunia atau sebaliknya.

“Inilah waktunya untuk bangkit, menjadi bangsa besar. Tetapi ada pertanyaan besar, apakah keyakinan itu bisa dijalankan dan menjadikan bangsa Indonesia kekuatan kelima didunia, sebagai pemimpin peradaban,” kata Fahri bertanya.

Tentu saja, hal ini memerlukan pemahaman tersendiri agar bisa melangkah kedepan. Indonesia saat ini, masih diributkan dan bertengkar persoalan kecil seperti konflik mengenai ideologi Pancasila. Padahal sebagai bangsa, konsep jatidiri tersebut telah diselesaikan oleh para founding father.

“Kita perlu meninggikan kemampuan kapasitas negara, ibaratnya kita ini setinggi langit, tapi terbang kita terlalu rendah. Negara seperti tidak berdaya , hanya mengerjakan kegiatan rutin saja. Pemimpin tidak mengerti apa yang dilakukan, padahal dia nahkoda dari kapal besar Indonesia.”

“Pemimpin besar harus kita lahirkan, API akan menjadi Kawah Candradimuka. Kita akan melatih kepemimpinan, persiapkan pemimpin yang pikirannya tidak mudah tergoyahkan. Berhati bersih, berkarakter dan pemimpin yang memukau, memiliki pesona seperti Soekarno dan Muhammad Hatta,” ujar Fahri.

Soekarno adalah sosok anak muda yang memiliki mimpi dan cita-cita untuk mempersatukan bangsa Indonesia, merdeka atau mati!. Sehingga tercetuslah untuk membacakan naskah proklamasi agar Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945.

“Pagi itu Bung Karno demam saat akan membacakan teks proklamasi, tapi belum dibacakan sampai Bung Hatta datang. Bung Karno melihat pentingnya arti Bung Hatta sebagai perwakilan Sumatera, dan setelah datang akhirnya teks proklamasi dibacakan.”

Dengan teks proklamasi sederhana yang dibacakan Soekarno-Hatta itu, Indonesia telah menggetarkan dunia dan menggelegarkan langit diangkasa, sehingga Sangsaka Merah Putih mendunia.

“Dalam keadaan masih menggigil Bung Karno bergumam, saat Bendera Merah Putih dikibarkan di depan bangsa Indonesia, siapa pun yang menurunkan bendera Merah Putih, akan berhadapan dengan seluruh bangsa Indonesia,” kata putra Sumbawa ini.

Pemimpin seperti Soekarno-Hatta, lanjut dia, yang akan disiapkan API Gelora, dimana seorang pemimpin harus memiliki kekuatan dalam narasi dan realitas sehingga pemimpin seperti yang bisa menjadikan Indonesia ‘Juara dunia’ atau paling tidak kekuatan kelima dunia.

“Inilah waktunya, momentumnya. Semua harus berproses dan bergerak cepat. Kita akan terus yakinkan agar bisa menjadi kekuatan kelima dunia. Mudah-mudahan kita punya pemimpin dan dengan dirinya sendiri menjadi juara idunia,,” tegas dia.

Ditambahkan, selain membentuk Akademi Pemimpin Indonesia untuk mempersiapkan para pemimpin kedepan, Partai Gelora juga telah membentuk Akademi Manusia Indonesia (AMI).

“AMI sudah melakukan koordinasi masif ke seluruh anak bangsa dengan membentuk diri dan kepribadian Indonesia. AMI lebih masif sifatnya, nah kalau API menyiapkan stok pemimpinnya,” demikian Fahri Hamzah. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait