JAKARTA, Beritalima.com | MMD Initiative hari ini menyelenggarakan Webinar Tadarus Demokrasi II dengan tema “Ekonomi dan Demokrasi”. Webinar tersebut menghadirkan Ekonom UI Faisal Basri, Pendiri SMRC Saiful Mujani dan Ketua Dewan Komisioner LPS 2015-2020 Halim Alamsyah sebagai nara sumber. Webinar ini selain dibuka untuk umum, juga diikuti oleh para Koordinator Wilayah dan Koordinator Daerah Sahabat Mahfud MD se-Indonesia. Presenter TVOne Chacha Annisa tampil sebagai moderator.
Acara dimulai dengan sambutan Direktur MMD Initiative, Asma’i Ishak, dilanjutkan dengan sambutan Pembina MMD Initiative, Mahfud MD sekaligus membuka acara webinar secara resmi.
Dalam sambutannya Mahfud MD menyampaikan bahwa Demokrasi dan Ekonomi bukanlah hal yang saling menghambat satu sama lain, namun bisa maju bersama-sama, terbukti Indonesia dari orde ke orde pemerintahan mengalami penurunan angka kemiskinan secara signifikan, terakhir sebelum pandemi melanda seantero negeri, angka kemiskinan Indonesia hanya tinggal 11 persen.
Berikutnya Faisal Basri dan Saiful Munaji tampil membawakan materi yang sangat kritis, bahkan Faisal Basri menyebutkan Jokowi berpotensi turun sebelum periode kepresidenannya berakhir, jika tidak segera memperbaiki tata kelola ekonomi dan politik.
Para peserta webinar juga aktif mengemukakan pendapat, ada yang mendukung paparan Faisal Basri dan ada yang kontra.
Muh Sutomo dari IAIN Jember berkomentar “apa pak Mahfud MD sebagai eksekutif bisa menjembatani antara Faisal Basri dan Saiful Mujani dengan Pemerintah? Agar kalau pemerintah salah arah tidaklah sampai terlalu jauh?”.
Rihad Wiranto bertanya tentang demokrasi yang kebablasan yang merusak harmoni, apakah baik bagi perkembangan ekonomi?. Menanggapi pertanyaan Rihad Wiranto, Faisal Basri dan Saiful Mujani menjawab tidak ada yang namanya demokrasi kebablasan, demokrasi sudah jelas definisinya, tidak mungkin kebablasan. Jawaban Faisal Basri dan Saiful Mujani tersebut disanggah oleh Bendahara Umum IKA PMII Jawa Timur Firman Syah Ali “Dalam teori siklus polybios, demokrasi kebablasan itu disebut anarki. Kok Prof Faisal Basri dan Bang Saiful Mujani bilang tidak ada demokrasi kebablasan?”.
Selanjutnya Firman Syah Ali menyampaikan ketidaksetujuannya dengan paparan Faisal Mujani dan Faisal Basri, menurut Firman Syah Ali kondisi demokrasi di Indonesia saat ini baik-baik saja, tidak lemah sebagaimana disampaikan oleh kedua nara sumber tersebut. Buktinya siapapun bebas mengemukakan kritik terhadap pemerintah, asalkan jangan hoax, jangan menghasut dan jangan ujaran kebencian. Ini berarti demokrasi kita sangat matang, dewasa dan berkeadaban.
Sebetulnya masih banyak peserta webinar yang mengajukan pertanyaan dan minta waktu untuk bertanya namun moderator segera menutup webinar sehubungan dengan terbatasnya waktu menjelang buka puasa.