Fasilitasi Teknis di Madiun, Dorong Kualitas Keluarga Cegah Stunting

  • Whatsapp

MADIUN, beritalima.com | Program Bangga Kencana kembali menegaskan komitmennya dalam mendorong kualitas keluarga Indonesia melalui kegiatan fasilitasi teknis di Gedung Diklat Kota Madiun, Sabtu (12/7/2025).

 

Kegiatan yang dihadiri Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Dr. Hj. Nihayatul Wafiroh MA sebagai narasumber utama ini diikuti ratusan peserta dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) KB dan elemen Perempuan Bangsa (PB), serta perwakilan dari 10 kabupaten/kota Jawa Timur.

 

Dalam paparannya, Dr. Nihayatul Wafiroh menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat, terutama kaum perempuan, dalam menurunkan angka stunting.

 

Ia juga menyampaikan urgensi penguatan peran Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang dibentuk berdasarkan Perpres No. 72 Tahun 2021, yang bertugas mendampingi keluarga berisiko stunting sejak masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak.

 

Prof. Budi Setiyono S.Sos M.Pol.Admin Ph.D, Sekretaris Kemendukbangga/BKKBN, menyampaikan, Indonesia akan menjadi negara maju pada 2045 bila masyarakat turut bergerak bersama, tidak hanya mengandalkan pemerintah.

 

“Indonesia sudah mencanangkan diri menjadi negara maju pada tahun 2045. Bukan hanya slogan, tapi harus menjadi kenyataan yang bisa diimplementasikan bersama,” ujarnya.

 

“Karena itu, ibu-ibu adalah tiang negara. Harus tahu peran dan langkah konkret yang dilakukan agar mimpi Indonesia Emas bisa dicapai,” tegasnya.

 

Ia juga menegaskan bahwa kualitas SDM yang dimulai dari keluarga adalah kunci. Salah satu tantangan besar yang harus dihadapi saat ini adalah stunting.

 

“Kalau anak lahir dalam kondisi stunting, maka kehidupan mereka akan terganggu secara fisik, pendidikan, bahkan sosial hingga mereka dewasa. Jangan sampai anak cucu kita lahir dalam kondisi stunting,” lanjutnya.

 

Disampaikan, BKKBN kini menyediakan layanan lengkap dari hulu ke hilir, bahkan melalui aplikasi konsultasi pranikah dan pasca kelahiran.

 

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur Dra. Maria Ernawati MM menyoroti pentingnya klasifikasi penyebab stunting sebelum menentukan intervensi.

 

“Harus dipetakan dulu, apakah karena kemiskinan, salah pola asuh, penyakit bawaan, atau lingkungan tidak sehat. Semua itu memerlukan pendekatan yang berbeda,” ujarnya.

 

Ia mengisahkan pengalamannya saat bertugas di Sulawesi Tengah, di mana meski daerah itu penghasil ikan terbanyak, kasus stunting tetap tinggi karena pola asuh yang salah.

 

Maria juga memperkenalkan platform www.siapbahagia.com, ruang konsultasi digital untuk masyarakat yang ingin bertanya seputar kesehatan keluarga, parenting, dan pencegahan stunting. Platform ini menyediakan tim konsultan dari kalangan dokter, psikolog, sosiolog, hingga bidan.

 

“Alhamdulillah, dari 38 kabupaten/kota di Jatim, responsnya luar biasa. Bahkan dalam satu bulan kami bisa menerima hingga 3.000 klien. Dan karena berbasis digital, kami pun siap menjawab masyarakat di luar Jawa Timur,” jelasnya.

 

Ia juga menyebutkan bahwa angka prevalensi stunting di Kota Madiun sudah membaik, berada di bawah rata-rata provinsi. Jika Jawa Timur ada di angka 14,7 persen, maka Kota Madiun sudah berada di kisaran 11 persen.

 

Kegiatan fasilitasi teknis ini sekaligus menjadi momentum penting untuk memperkuat koordinasi antar wilayah dan mempercepat pencapaian target nasional dalam penurunan stunting.

 

Sinergi antara DPR RI, BKKBN, OPD, kader lapangan, dan masyarakat menjadi kekuatan utama menuju Indonesia Emas 2045. (Gan)

 

Teks Foto: Para pembicara dalam kegiatan Fasilitasi Teknis Program Bangga Kencana di Madiun, Sabtu (12/7/2025)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait