SURABAYA, beritalima.com – Ketua Umum Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) Prov. Jatim Dra. Hj. Fatma Saifullah Yusuf mengajak para ibu-ibu di Jawa Timur untuk semakin memperhatikan perilaku anak. Ajakan itu disampaikan seiring makin meningkatnya kenakalan remaja dan beredarnya narkotika dan obat terlarang/narkoba secara bebas di tengah masyarakat.
“Saya selaku Ketua Umum BKOW Jawa Timur dan juga sebagai seorang ibu, tentu merasa sangat prihatin dengan kondisi saat ini. Oleh sebab itu saya menghimbau para ibu untuk memberi perhatian lebih pada anak-anak, sebab ibu adalah fondasi atau madrasah pertama dari anak-anak,” ungkaap Fatma-sapaan akrab Ketum BKOW Jatim di sela-sela acara Seminar Wanita yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Jatim bekerjasama dengan BKOW Prov. Jatim di Aula Pondok Sabilul Rosyidin, Jl. Gayungan VII No. 11, Surabaya, Minggu (24/9).
Menurutnya, penciptaan keluarga yang harmonis merupakan hal yang penting. Termasuk menciptakan suasana penuh kasih sayang di antara keluarga menjadi hal serius dalam membentengi keluarga dari hal-hal negatif. Disamping itu, kedekatan dengan keluarga utamanya anak-anak merupakan sarana yang tepat untuk menanamkan hal-hal positif. “Keluarga khususnya ibu seharusnya ada di saat anak-anak membutuhkan, memberikan kasih sayang, perhatian, sentuhan dan senentiasa memiliki waktu yang berkualitas untuk bercengkrama dan berkomunikasi dalam keluarga,” terang Fatma yang juga istri Wagub Jatim.
Fatma menambahkan, melihat kondisi saat ini hendaknya sekolah-sekolah tidak memberikan kesempatan anak untuk jajan di luar, tetapi menyediakan kantin di dalam sekolah. Selain itu, dirinya berharap agar seluruh sekolah di Jatim memberikan pengetahuan pada anak-anak tentang maraknya perkembangan obat terlarang yang sudah menjalar ke dalam bentuk makanan dan minuman. “Saat ini sudah marak narkoba berupa permen, atau apapun yang membuat anak-anak tertarik karena bentuknya berwarna-warni dan rasanya enak, maka dari itu anak-anak harus diberi tahu apa bahayanya secara gamblang agar lebih berhati-hati, karena harganya murah,” tuturnya.
Ditanya soal peran BKOW Jawa Timur sendiri, Fatma menyampaikan, bahwa organisasi yang ia pimpin telah bermitra dengan berbagai organisasi termasuk dengan LDII Provinsi Jatim. “Kami telah memiliki jaringan hingga grassroot yang banyak dan luas sekali, melalui bidang perempuan LDII yang berjejaring, harapannya bisa selalu mengingatkan dan memberi informasi kepada masyarakat sampai ke kabupaten dan kota,” katanya.
Sebagai bentuk action dalam keikutsertaannya menanggulangi persoalan tersebut, BKOW Jatim dalam waktu dekat berencana akan mengadakan kegiatan di beberapa sekolah. Pihaknya akan melakukan komunikasi kembali dengan Bakesbangpol Jatim agar dapat menggelar kegiatan dengan mengundang para pelajar di tingkat SMP, karena pelajar SMP sudah mulai rawan dan labil. “Meski belum menjurus pada action, tetapi keinginan ini sudah kita rancang, dan dalam waktu dekat akan segera ditindaklanjuti. Kami ingin sekali bisa turun ke sekolah lewat kegiatan semacam ini dan memberikan informasi secara gamblang. Seperti apa saja bentuknya, apa bahayanya dan seterusnya, bahkan klo perlu dipersiapkan dalam bentuk visual agar dapat di fahami oleh mereka. Setidaknya akan kita lakukan di Surabaya dulu,” jelas Fatma.
Lebih lanjut disampaikan, berdasarkan informasi yang ada pengguna narkoba di Jatim menduduki peringkat kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta. Diperkirakan, di Jatim terdapat 800 ribu hingga 900 ribu pengguna narkoba aktif. Bahkan, baru-baru ini polisi telah mengamankan 1,2 juta, pil pcc (paracetamol caffeine carisoprodol) dari perumahan Wisma Permai Surabaya, yang akan dipasarkan di luar Pulau Jawa. “Dengan semua data seperti ini mari kita lindungi buah hati kita, untuk meraih masa depan gemilang, yang terbebas dari narkoba,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua DPW LDII Prov. Jatim Drs. Ec. H.M. Amien Adhy mengatakan kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan, dan pada kesempatan itu menggandeng BKOW Prov. Jatim. Selain itu, diharapkan melalui kegiatan tersebut LDII bisa ikut aktif mensosialisasikan bahaya narkoba. “Seluruh pengurus LDII baik lewat DPW maupun DPC turut aktif mengkampanyekan bahaya narkoba, agar jangan sampai generasi muda LDII ada yang ikut terlibat atau bakan menggunakan,” harapnya. (rr)