ACEH,Beritalima-Sebuah lembaga yang berkedudukan di Provinsi Aceh melakukan Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) terhadap Maraknya terjadi kegiatan kegiatan yang ingin menhancurkan Keamanan di NKRI.
Dalam hal itu Forum Pemuda Peduli Nusantara (FPPN) ingin melakukannya an mengingatkan pada Pemuda di seluruh Nusantara untuk menghindari terhadap praktek Praktek yang ingin merusak Negara, seperti Tirorisme dan Radikalisme.
Ketua FPPN Muda Jauhari mengajak seluruh Elemen Sipil terutama Pemuda dan Penduduk Indonesia untuk Berantas Fenomena-Fenomena yang selama ini berkembang di Negara kita, kalau bukan Kita yang cegah sebagai warga Negara, siapa juga.
Dia menambahkan, kita akan Buat Focus Group Discussion (FGD) sekarang di Provinsi Aceh, kalau memungkinkan kita akan keliling Indonesia untuk membuat kegiatan serupa, supaya Masyarakat Indonesia lebih mengerti terhadap Fenomena ISIS,Radikalisme dan Terorisme.,” Selasa 29 Agustus 2017.
Dalam Focus Group Discussion Ketua FKPT Aceh Prof. Dr.Yusni Sabi, PhD, Mengatakan, yang namanya radikal, mencabut rumput sampai ke akar disebut radikal. Protes, seperti bendera yang terbalik, tapi bila aksi protes sampai menghujat dan mengancam maka disebut Radikal.
Menghukum dianggap biasa pengadilan menghukum yang bersalah di pegadilan, namun bila sampai pada kekerasan, mengganggu orang lain, maka disebut radikal,bila sudah menjadi paham, maka disebut radikalisme karena sudah menjadi ideologi. Berakibat bisa menimbulkan dampak buruk dan menganggu.
Radikal di Aceh Seperti kasus jalin, sebagian alumni disitu sudah di penjarakan. Sudah bekerja kembali dan sudah sekolah. Kita dapat pelajaran yang baik dari kasus pembakaran Itu biasa ada penganiayaan, penghujatan, dan pebakaran, nampaknya di aceh sudah da. Ini problem dengan kita, muslim dengan muslim. Begitu juga dengan agama lain, Kata Yusni Sabi.
Sementara itu Wakil Ketua MPU Aceh,H.Faisal Ali menjelaskan, Radikalisme dan terorisme tidak identik dengan Islam, berkembang didunia dan kenapa diidentikkan dengan islam? Karena kita awam dalam beragama, kejahilan ketika ingin menegakkan kebenaran. Radikalisme itu tujuannya ingin amar makruf nahi mungkar yang cepat, Kedua, orang non muslim, ditengah keterbatasan kita semua dalam islam, memanfaatkan kelemahan orang islam dengan mengidentikkan Radikalisme dan Terorisme dengan orang islam.
Kejahatan di rohingya, tidak bs berkembang dunia, Karena kelemahan orang islam yang tidak mampu mengembangkan itu, apakah lewat media, diplomasi dan yang berkaitan dengan fenomena ISIS yang ada di Aceh, pertama, semua orang sudh tau menjadi sumber dimana.
Namun sengaja tidak ditangkap Tapi kenapa ini terjadi, Bahkan pihak keamanan sudah tau, bahkan ada Anak Aceh yang sudah meninggal di Syiria, terhadap mekanisme perekrutan beberapa orang Aceh di Syiria, Semua itu kita tahu, tapi kenapa tidak ada pencegahan dini, sebut Faisal Ali.
Dia menambahkan, Upaya untuk mengeksiskan ISIS yang ada di Aceh sudah lama, tapi gencarnya sekarang, Karena bicara ideologi, bukan syariah, Karena ideologi dan keislaman membangkitkan semangata untuk perang.
Maka dari itu, Ketua PWNU Aceh ini, mengajak kepada seluruh peserta FGD tersebut, untuk memikirkan secara logika dan tebuka “Jika memang orang ISIS mau mendirikan islam, kenapa membunuh orang islam ini kan hal yang sangat Lucu.
Salah satu peserta Muhammad Al Harbar Mahasiswa Universitas Turki yang ikut dalam acara Focus Group Discussion (FGD) juga mengatakan,Terkait isis, dan Tiroris, Negara yang banyak isis adalah suriah dan Yaman, serta Qatar. Saya ambil kesimpulan, ini adalah karena ada konflik Sunni dan Syiah makanya terjadi hal tersebut.
Kalau di Aceh saya kurang tahu. apa perbedaan antara syiah dan sunni itu, di turki beberapa tahun ke belakang kelompok terorisme, yaitu orang turki dan isis. Kalau yang diserang tempat wisata adalah isis untuk menyerang Ekonomi turki. Kalo lembaga pemerintah adalah kelompok turki yang menyerang, Kalau isis di Aceh saya belum tau bagaimana cara Isis berkembang di sini, tuturnya,’’(Aa79)