Jakarta, beritaLima. Com -Duet Feri Rusdiono dan Lian Lubis akhirnya resmi menjadi mengawaki Perkumpulan Wartawan Online Independen Nusantara lima tahun ke depan, 2019-2024.
Keduanya resmi dilantik oleh Ketua Dewan Pengawas Taufiq Rachman SH, S.Sos di Asrama Haji, semalam.
“Apakah Anda semua siap kami lantik malam ini?” tanya Taufiq, yang dijawab koor bersedia oleh jajaran Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PWO IN.
Susunan DPP PWO IN terbentuk hasil rembukan Lima formatur yang diketuai Taufiq Rachman, Rudy Hay Wakano sebagai Sekretaris, Daeng Nurdin dan Jonathan Suyitno dari unsur DPW.
Dalam DPP PWOIN periode 2019-2024 ini, Feri didampingi oleh Wakil Ketua Umum yang dipercayakan kepada Ruli Rahadian dan beberapa Ketua Bidang.
Begitupun di jajaran penasehat tetap ada Laksamana Tedjo Edhi, Irjen Pol (Pur) Wisjnu Amat Sastro, Irjen Pol (Pur) Bambang Abimayu, Djoni Lubis, Jockie Hutagalung
Sedang di Pembina tetap ada Agus Salim SE, Aris Witono, Rudy Hay Wakano, Aris Kuncoro dan Lasman Siahaan.
Khusus Ketua Bidang, wajah-wajah lama masih mendominasi, seperti Lia Santika sebagai Ketua Bidang Litbang, Yulius Lase Ketua Bidang Dana dan Usaha, Toni Flamengo sebagai Ketua OKK, Binsar Siagian sebagai Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Helmi Romdhani sebagai Ketua Bidang Multi Media.
“Kan mereka belum penuh menjalani kepengerusan PWOIN,” jelas Feri.
Feri berharap, kepengurusan DPP kali ini dapat membawa angin segar PWOIN ke depan. Terlebih dalam kepengurusan kali ini para senior di Ikatan Penulis dan Jurnalis Indonesia (IPJI) turun gunung menjadi pengurus PWOIN.
“Itu bisa menambah bobot PWOIN, jelas Feri, menyebut Joko Waluyo dari Harian Terbit, Aris Kuncoro dari Harian Merdeka, Lian Lubis dari Koran Reporter dan owner Majalah Bisnis Plus. Belum lagi dari daerah, ada Daeng Noerdin, penulis cerita Film dan mantan jurnalis Jawa Pos.
” Semua akan memberikan kontribusinya pada PWOIN, sehingga haul PWOIN yang melahirkan jurnalis profesional terus terwujud,” jelasnya.
Menurut Lian Lubis, PWOIN ke depan akan mengedepankan pelatihan jurnalis, sehingga setiap anggota PWOIN dapat bertumbuh dan berkembang, sekaligus dapat menghayati dan mengimplementasikan Kode Etik Jurnalistik sebagai pedoman berperilaku dan menulis berita.
“Memahami kode etik itu sangat penting, sehingga setiap jurnalis tahu hak dan kewajibannya, dapat menuangkan semua fakta dalam berita yang berimbang dan tidak tendesius,” jelas Lian menyebut akar masalah kriminalisasi pers karena dalam penulisan berita ada yang tersakiti.
“Inilah yang harus kita minimalisir tanpa mengurangi daya kritis dan kontrol jurnalis,” jelas Lian, alumni jurnalistik dari IISIP dan Fakultas Hukum Universitas Islam Jakarta. (Rel)