Festival Sedekah Oksigen, Banyuwangi Tanam 24 Juta Pohon

  • Whatsapp

BANYUWANGI beritalima.com – Banyuwangi Festival (B-Fest) telah resmi diluncurkan. Rangkaian agenda wisata tahunan tersebut diawali dengan Festival Sedekah Oksigen yang ditandai dengan penanaman pohon trembesi oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Desa Banjar, Kecamatan Licin Banyuwangi, Rabu (25/1).

Sedekah Oksigen adalah gerakan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup dengan menaanam pohon sebanyak-banyaknya serta penanaman kembali sejumlah lahan kritis.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan pemkab mencanangkan gerakan ini untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan hijau, sehingga bisa menghasilkan udara yang bersih dan segar. Pepohonan memproduksi oksigen yang sangat dibutuhkan manusia. Lewat penanaman pohon akan diproduksi oksigen yang sehat yang berdampak positif pada metabolisme tubuh manusia.

“Untuk itu, festival ini terus kami gelar selama empat tahun terakhir. Karena udara yang bersih dan sehat ini kita butuhkan terus menerus, dan ini bisa kita lakukan dengan memperluas lahan hijau di muka bumi, caranya ya dengan menanam pohon sebanyak-banyaknya,” jelas Anas.

Tahun ini, pemerintah bersama masyarakat akan menanam 30.500 pohon jenis kayu-kayuan (mahoni, sengon, dan jati) dan buah (Manggis, nangka, durian dan alpukat) secara serentak di seluruh wilayah di Banyuwangi.

Gerakan Sedekah Oksigen ini sebenarnya telah digagas Bupati Anas sejak 2013 selam, dan masuk dalam agenda Banyuwangi Festival sejak 2014. Meski demikian, program penanaman pohon secara intens sudah dilakukan sejak 2010. Pada saat peluncuran itu, ditanam 2.300 bibit pohon trembesi, sengon, alpukat, mahoni, dan durian ditanam secara serentak oleh ribuan pelajar.

Program ini mendapat dukungan solid dari seluruh lapisan dan elemen masyarakat. Mulai dari masyarakat, pelajar, hingga tokoh agama yang menggerakkan jamaahnya dengan menyisipkan ayat kitab suci yang bertemakan lingkungan di setiap khutbahnya.

Hasilnya, dalam kurun 5 tahun (2010-2015) sedikitnya 24 juta bibit berbagai jenis pohon ditanam di seluruh penjuru Banyuwangi. “Awal 2017 tahun ini saja, sudah ada CSR dari perusahaan swasta yang memberi 6.000 pohon kepada pemkab untuk dimanfaatkan warga. Ini saja sudah mampu menambah sebaran luas lahan hijau di Banyuwangi mencapai 6 hektar. Satu hektar lahan bisa menampung 1.000 pohon,” jelas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Husnul Chotimah.

Husnul lalu mengungkapkan bahwa kualitas udara ambien (udara yang kita hirup) di Kabupaten Banyuwangi terus meningkat. Hasil uji udara ambien di sejumlah titik di wilayah Banyuwangi  menunjukkan kadar polutannya menurun signifikan di bawah baku mutu.

Seperti di area pasar Blambangan Banyuwangi. Kadar carbon monoxide (CO) dalam udara dalam tiga tahun terakhir, terus turun dan selalu bertahan di bawah baku mutu, 22600. Berturut kadar CO sebesar 5321 (2014 & 2015), 319,4 (2016). Begitu pula kadar Nitrogen Dioxide (NO2) juga bertahan di bawah baku mutu, dan terus menurun dari tahun ke tahun.

Begitu pula di area Pelabuhan Ketapang. Dari hasil uji udara ambien, tercatat 230,56 pada 2016, turun dari yang tahun 2015 dan 2014 yang <1000. Hasil serupa juga diperoleh dari hasil uji pada titik keramaian yang lain, seperti di pasar Rogojampi. Pada 2014 dan 2015 kadar CO di area tersebut 810,8. Turun menjadi 326,5 pada tahun 2016. “Ini indikasi bagus, CO dan NO2 ini kan parameter paling berpengaruh terhadap pencemaran udara. Kalau kadarnya rendah, artinya kualitas udara di Banyuwangi semakin meningkat. Udara yang kita hirup semakin bersih dan sehat karena kadar polutan di dalamnya berada jauh di bawah ambang batas,” pungkas Husnul. Selain CO dan NO2, parameter lain yang diukur untuk menentukan kualitas udara adalah Sulfurdioxide (SO2), Ammonia (NH3), Hydrogen Sulfide (H2S), debu, Hydrocarbon (HC), Oxidant (O3), Timbal/Lead (Pb), dan kebisingan.(abi/hms)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *