SURABAYA, beritalima.com | Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Jawa Timur gelar Focus Discussion Group (FGD) di Hotel Aria Centra Surabaya, Kamis (26/12/2019).
Ketua Panitia Drs. Christian Djami, BSC, SE, MM, M.Mis., dalam sambutan mengucapkan terima kasih pada Pemprov melalui Bakesbangpol Jatim yang sudah mendukung setiap kegiatan FPK sehingga FPK tetap eksis dengan berbagai kegiatan.
Ketua FPK H.Sabron Djamil Pasaribu, SH, MH., yang dalam FGD kali ini diwakili Sekertaris FPK Jatim, Yafeti Waruwu, S.H, juga mengapresiasi dukungan dan perhatian dari Pemprov Jatim melalui Bakesbangpol Jatim.
Kepada Bakesbangpol, Yafeti juga melaporkan kegiatan FPK di tahun 2019 dan berbagai agenda kedepan, yaitu memperluas jangkauan FPK sekaligus pembentukan Pimpinan Pusat FPK yang saat ini kurang eksis.
Yafeti juga mengajak kepada masyarakat khususnya 20 perwakilan etnis yang hadir untuk tetap mempertahankan ke-Bhinekaan Indonesia dengan menjaga konsensus Indonesia yaitu Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
Perwakilan dari Pemprov Jatim, Kepala Bakesbangpol Jatim Drs. Ec. Jonathan Judyanto, MMT, menyampaikan 2 hal terkait FPK jatim. Pertama, perlu adanya banyak diskusi yang mendalam terkait forum ini, terutama untuk koordinasi di tingkat provinsi dan kabupaten kota supaya forum ini dapat lebih eksis.
Kepada FPK, Jonathan meminta untuk selalu koordinasi dan banyak memberikan gagasan kepada pemangku jabatan. “Kalau ini dapat dijalankan, hasilnya akan luar biasa,” ujarnya.
Kedua, gagasan eksternal dalam penanaman nilai-nilai toleransi di dunia pendidikan, dalam hal ini Ketua Bakesbangpol, meminta FPK untuk dapat bekerjasama Pemprov melalui dinas terkait dalam melakukan sosialisasi Kebangsaan dan Bela Negara.
“Kunci dari semua ini adalah toleransi dalam membangun kehidupan bangsa Indonesia, toleransi adalah penghormatan terhadap hak-hak masyarakat. Bukan hanya masalah SARA, melainkan juga terkait masalah sosial,” lanjut Kepala Bakesbangpol Jatim.
Jonathan berpendapat, saat ini anak-anak terlalu dipengaruhi oleh gadget dan hal ini tidak baik untuk pertumbuhan sifat sosialnya. “Pancasila sudah diakui dunia merupakan ideologi terbaik saat ini,” ujarnya,
“Kalau Pancasila bisa tertanam di hati dan fikiran kita khususnya generasi muda, maka kedepan tidak akan ada lagi perasaan takut untuk beribadah, aksi pemaksaan kehendak, aksi terorisme yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa”.
”Forum Pembauran Kebangsaan merupakan Indonesia kecil, maka dari itu mari kita jaga forum ini sehingga dapat menjadi pelopor bagi penggerak kebhinnekaan,” ujar Jonathan.
FGD bertajuk ”Kiprah Forum Pembauran Kebangsaan Provinsi Jawa Timur Dalam Kebhinnekaan Sebagai Wujud Kesadaran Bela Negara” yang dipandu Wakil Sekretaris II Moch Efendi SH (Wakil dari Suku Madura), berlangsung hangat.
Sebagai nara sumber, HM Yousri Nur Raja Agam mengatakan, Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) merupakan forum untuk menggerakkan persatuan dan kesatuan bangsa, sebagai wujud bela negara.
Pembentukan FPK dilakukan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemda, serta memiliki hubungan yang bersifat konsultatif.
Dalam hal ini, pemerintah melalui Permendagri No.34 tahun 2006 menyadari bangsa Indonesia adalah bangsa multikultural yang terdiri dari berbagai suku, ras, dan etnik, dengan berbagai latar belakang budaya, adat istiadat dan agama sangat berpengaruh terhadap persatuan dan kesatuan, serta keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Yousri yang juga pengurus PWI Jatim ini lalu menceritakan sejarah NKRI termasuk peran FPK dalam kegiatan Bela Negara sejak tahun 2006.
Menurut Yafeti, dalam perjalanannya FPK Jawa Timur sudah hampir 100% dalam pembentukan pengurus di 38 kabupaten/kota. Yang belum terbentuk di antaranya justru Surabaya, yang menganggap kesamaan antara FPK dengan FKUB (Forum Kerukukan Umat Beragama).
Yafeti menegaskan, tahun 2020 nanti Jawa Timur siap menjadi tuan rumah Munas dan berharap semua pihak terutama pengurus dari kabupaten/kota dapat memberikan dukungannya. (***)