JAKARTA,Beritalima.com– Bupati Sorong, Johny Kamuru mendapat dukungan sejumlah pihak, termasuk senator dari Dapil Provinsi Papua Barat, Dr Filep Wamafma terkait deengan gugatan tiga perusahaan sawit di Kabupaten Sorong, Papua Barat.
Filep mengatakan, tindakan yang dilakukan Bupati Sorong telah mewakili kepentingan masyarakat sehingga tidak ada alasan untuk takut dan mundur. Filep menyatakan dukungan penuh kepada Bupati Sorong.
“Kita patut apresiasi ketegasan dan keberanian beliau karena ini sudah masuk melawan mafia. Mereka berani selewengkan izin, bahkan digadaikan. Itu kan orang sudah berniat buruk sejak awal,” kata Filep yang juga Wakil Ketua I Komite I DPD RI itu kepada Beritalima.com di Gedung DPD RI Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (31/8).
Doktor lulusan Unhas yang disertasinya terkait kebijakan investasi di Papua ini tidak menyangkal usaha untuk melawan para mafia adalah pekerjaan yang tidak mudah. Apalagi dikatakan, sebagian besar perkebunan sawit di Indonesia sudah dikuasai para taipan.
Filep menaruh curiga kasus Bupati Sorong yang terjadi saat ini adalah, merupakan potongan puzzle kejahatan terstruktur dan sistematis yang bersekongkol dengan oknum pejabat tertentu. “Rasanya tidak mungkin mereka sangat berani melakukan penyimpangan. jika tidak ada yang melindungi,” kta senator ini.
Filep berharap pemerintah Provinsi Papua Barat juga turut memberikan advokasi kepada Bupati Sorong dalam melawan ketiga perusahaan yang melayangkan gugatkan. Dia berharap seluruh komponen menjalin kekuatan sebagai bentuk solidaritas dalam melawan ketidakadilan yang makin hari terus dipertontonkan di Tanah Papua.
“Bagaimana pun, ini bukan cuma persoalan Kabupaten Sorong, tapi lebih luas Provinsi Papua Barat, khususnya biro hukum dan dinas kehutanan. Ini soal hak masyarakat adat yang hidup di wilayah adat itu. Jangan kita biarkan Bupati melawan sendirian,” tegas Filep.
Saat ini, luas lahan sawit di wilayah Papua Barat sekitar 110.496 hektare. Habisnya kapling tanah di Sumatera dan Kalimantan, menyebabkan perusahaan perkebunan swasta mulai mendatangi bumi Papua di era 1990-an hingga saat ini.
Di Indonesia, minyak Kelapa Sawit merupakan salah satu komoditas ekspor andalan dan sekaligus menyumbang devisa terbesar. Hal ini memicu perluasan lahan Sawit, yang semula hanya 295 ribu hektar pada 1980, kini sudah berlipat ganda luasnya hingga 14,68 juta hektar. Tiga tahun lalu bahkan mencapai 16,38 juta hektar. (akhir)