FKPTPI Gelar Seminar dan Lokakarya Nasional di Kupang

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com – Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia (FKPTPI) menggelar seminar dan lokakarya nasional di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.

“ Hari ini kita hadir disini mengikuti dua kegiatan besar yakni kegiatan Seminar Nasional Pertanian ke-6 dan Lokakarya Nasional FKPTPI BKS Wilayah Timur tahun 2019. Adapun kegiatan ini dilaksanakan dalam ranga memperingati Dies Natalis Undana ke-67 dan Dies Natalis Fakultas Pertanian Undana yang ke 37 dengan tema yang diusung adalah : Masa depan pertanian lahan kering kepulauan menuju ketahanan pangan pada era revolusi industry 4.0,” kata Ketua Panitia, Maximillian M.K. Kapa dalam laporannya pada acara pembukaan seminar dan lokakarya di Swiss Belinn Kristal Hotel Kupang, Rabu (7/8/2019).

Kegiatan ini dibuka Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi, yang dihadiri peserta para pimpinan PTPI, dosen, peneliti, praktisi pertanian, birokrasi dan mahasiwa.

Max Kapa mengatakan, kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kenyataan provinsi NTT merupakan provinsi kepulauan yang didominasi oleh lahan kering yang berpotensi besar untuk dikembangkan dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional.

Meskipun dalam pengembangannya selalu dihadapkan pada berbagai kendala terutama kendala perubahan iklim global serta pengaruh revolusi industry 4.0. Namun demikian, pengembangan potensi lahan kering tetap menjadi isu menarik untuk didiskusikan dalam rangka mencari solusi dalam pengelolaannya.

Berdasarkan tema tersebut, maka lingkup diskusi diarahkan pada empat aspek yakni aspek teknologi, agroforestri, ketahanan pangan dan aspek social ekonomi dan pengembangan jasa pertanian.

Tujuan dari kegiatan ini adalah, untuk merumuskan rekomendasi bagi pihak – pihak terkait dalam penyusunan strategi dalam pengelolaan pertanian lahan kering berkelanjutan untuk menunjang kedaulatan pangan di Indonesia.

Menurut Max Kapa, pembicara dalam kegiatan ini seyogianya terdiri dari 5 pembicara kunci, yakni Menteri Pertanian RI, Dirjen Perhutanan Sosial Kementerian Lingkungan Hidup dan KH RI, Gubernur NTT, Rektor Undana, dan Sekjen FKPTPI. Namun, karena berbagai kesibukan Mentan tidak hadir, demikian juga dengan Gubernur NTT kehadirannya diwakili Wakil Gubernur, serta Rektor Undana diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan alumni.

Disamping pembicara empat kunci tersebut, kata Max, seminar dan lokakarya juga dihadiri oleh sejumlah pemakalah yang berasal dari berbagai universitas negeri maupun swasta seluruh wilayah Indonesia mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, NTB, Sulawesi, Kalimantan sampai Papua dan juga pemakalah dari berbagai PTN dan PTS di NTT dan LSM kurang lebih 70 pemakalah.

Ia mengatakan hasil pokok piran dari seminar ini, akan diserahkan kepada pemerintah daerah atau siapa saja yang berkepentingan sebagai kebijakan untuk merencanakan, merumuskan kebijakan pengelolaan pertanian dimasa yang akan datang.

Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi ketika membuka kegiatan seminar dan lokakarya nasional mengatakan, NTT memiliki lahan kering yang cukup luas, yang belum dikelola oleh masyarakat secara maksimal. Oleh karena itu, Wagub Josef Nae Soi, berharap secara teknis dapat dibahas dalam seminar tersebut.

“ Bagaimana sekarang korelasi antara kebutuhan masyarakat, lahan yang ada dengan dunia pendidikan. Oleh sebab itu, lokakarya ini selain kita mencari penyebab mengapa lahan – lahan yang belum dikelola, dan kita banyak sekali tenaga – tenaga kita yang ada tetapi masyarakatnya belum bisa kita perdayakan untuk manfaatkan lahan itu,” kata Wagub menambahkan. (L. Ng. Mbuhang)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *