JAKARTA, Beritalima.com– Bila dilihat dari segi korban virus H5N1 atau flu burung yang ditularkan bangsa unggas seperti ayam serta itik yang pernah mewabah di Indonesia periode kedua pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono (SBY) jauh lebih berbahaya dibandingkan virus Corona.
Dengan penanganan cepat dan tepat yang dilakukan pemerintah dibawah pimpinan Menteri Kesehatan, Dr dr Siti Fadilah Supari, wabah itu berhasil diatasi sehingga tidak sampai menyebar ke daerah lain, bahkan ke negara lain.
Namun, virus Corona yang mulai mewabah di Wuhan China, Desember lalu sudah menjalar ke mana-mana termasuk Indonesia. Bahkan pemerintah dibuat heboh dan masyarakat dibawah kecemasan dengan masuknya virus itu ke Indonesia.
Hal tersebut diamini anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Dr dr Hj Kurniasih Mufidayati. “Kalau dilihat dari segi jumlah korban, memang flu burung lebih berbahaya dibandingkan dengan Corona. Hanya saja, kala itu penanganan cepat dan tepat,” kata Wakil Rakyat dari Dapil II Provinsi DKI Jakarta ini kepada Beritalima.com di halaman Gedung Nusantara III Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (10/3) petang.
Diungkapkan perempuan berhijab yang lebih akrab dengan panggilan Mufida itu, pemerintah dibawah pimpinan Joko Widodo (Jokowi) sebenarnya sudah berusaha mengatasi masuknya virus Corona atau Covid-19 ke Indonesia. “Namun, saya melihat penanganannya belum maksimal. Pemerintah harus bekerja keras dan saling bahu membahu dalam menanggulangi virus ini,” kata Mufida.
Dijelaskan perempuan kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah 19 Pebruari 1970 tersebut, tidak ada salahnya Pemerintahan Presiden Jokowi belajar dari pengalaman bagaimana pemerintahan SBY menangani flu burung sehingga tak heboh seperti sekarang. Kan, kasihan rakyat yang minim pengetahuan mereka tentang Virus Corona menjadi takut dan cemas,” kata dia.
Sebelumnya Mufida dalam Forum Legislasi dengan tema ‘Perlukah UU Khusus Atasi Dampak Covid-19’ di Press Room Gedung Nusantara III Komplek Parlemen Senayan, Jakarta mengatakan, Pemerintah secara resmi telah mengumumkan 19 masyarakat Indonesia positif terserang virus Corona (Covid-19). Jumlah ini membuat masyarakat mulai khawatir dengan kemampuan Pemerintah dalam penanganan virus mematikan ini.
Sebenarnya, jelas perempuan berbintang Aquarius ini, Indonesia memiliki banyak regulasi untuk penanganan kasus seperti ini. Namun, sayangnya regulasi yang sudah ada belum dilaksanakan dengan baik. Jadi, kalau bicara regulasi, sudah lebih dari cukup untuk dapat dijadikan pemerintah atau pemangku kepentingan sebagai rujukan.
“Yang kurang itu justru implementasinya sering terkendala, sering banyak persoalan. Justru disinilah kita harus terus memantau dan melakukan pengawasan yang semakin intensif. Karena itu, saya minta harus bekerja lebih maksimal lagi dalam menyelamatkan anak bangsa,” kata Mufida.
Mufida menyarankan agar kesiagaan atas wabah ini ditingkatkan, serta adanya langkah konkrit dari Pemerintah. Justru sekarang itu yang perlu ditingkatkan kesiagaannya dan langkah konkret apa, mitigasi-mitigasi ini harus dilakukan dengan cepat, protokol-protokol yang sudah dikeluarkan kemarin ada 5 protokol, yang terbaru itu harus dikawal pelaksanaannya.”
Menurut Mufida, langkah Pemerintah untuk menggunakan semua regulasi yang ada untuk penanganan atau pencegahan Covid-19 ini sudah mendapat lampu hijau dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dengan dikeluarkan surat edaran situasi kedaruratan Covid-19. Kemendagri juga sudah mengeluarkan surat edaran, tentang situasi kedaruratan yang harus dilakukan, dihendling oleh seluruh kepala daerah, baik di tingkat Provinsi maupun kota/kabupaten.
“Artinya regulasi sudah cukup, nggak perlu bicara tentang regulasi baru, karena bicara undang-undang pastinya butuh waktu yang sangat lama, sementara kita juga masih reses, padahal ini situasi Covid-19 harus dihendling dengan cepat.,” demikian Dr dr Hj Kurniasih Mufidayati. (akhir)