SURABAYA, beritalima.com – Bank Bukopin makin konsisten memacu pertumbuhan bisnis pada segmen ritel sebagai motor penggerak utama pertumbuhan kinerja perseroan dan memposisikan segmen komersial sebagai penyeimbang.
Direktur Ritel PT Bank Bukopin Tbk, Heri Purwanto, mengatakan, di tengah tekanan situasi ekonomi yang masih terasa meningkat, kondisi segmen ritel di tanah air secara umum masih cukup menjanjikan.
“Kami optimis akan dapat memacu pertumbuhan kinerja perseroan pada segmen ritel,” tandas Heri di acara prescon Investor Summit & Capital Expo 2016 di Grand City Surabaya, Jumat (19/8/2016).
Heri menambahkan, segmen ritel Bukopin terdiri dari bisnis mikro, usaha kecil dan menengah (UKM), dan konsumer. Untuk memacu pertumbuhan segmen mikro, perseroan fokus pada kredit langsung ke pensiunan pegawai pemerintah, TNI dan kepolisian, serta memperkuat pengembangan alinasi strategis dengan mitra strategis.
Bank Bukopin akan memacu pertumbuhan bisnis dari segmen yang relatif baru dikembangkan di segmen ini, yakni pensiunan. “Ruang untuk tumbuh pada segmen ini masih sangat terbuka,” tuturnya.
Sedangkan untuk bisnis konsumer, perseroan terus berupaya memenuhi berbagai kebutuhan nasabah dengan beragam pilihan produk tabungan, giro, deposito, kartu kredit dan kredit konsumsi.
Direktur Perencanaan dan Keuangan Bank Bukopin, Eko Rachmansyah Gindo, menambahkan, selama semester I/2016 sebagian besar kredit perseroan diserap oleh sektor ritel yang mencapai 65,55 persen dan komersial 34, 45 persen.
Secara keseluruhan, semester I/2016 Bank Bukopin membukukan laba bersih perseroan tumbuh 14,13 persen dibandingkan periode 2015, yakni mencapai Rp509 miliar.
Petumbuhan laba bersih ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga perseroan sebesar 16,28 persen menjadi 4,6 persen secara year on year. Sementara pendapatan operasional lain, perseroan juga tumbuh 15,79 persen menjadi Rp667 miliar.
Kenaikan pendapatan bunga perseroan terutama didorong pertumbuhan kredit yang meningkat 20,72 persen menjadi Rp70,8 triliun dibandingkan capain periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp58,7 triliun.
Petumbuhan kredit perseroan juga diikuti dengan kenaikan cadangan kerugian penurunan nilai yang tumbuh 39,75 persen secara year on year menjadi Rp1,3 triliun. Kondisi ini menunjukkan pertumbuhan bisnis perseroan dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
Kemampuan perseroan menyalurkan kredit didukung oleh penghimpunan dana pihak ketiga yang terus meningkat. Posisi DPK Bukopin tumbuh 9,44 persen menjadi Rp77,4 triliun dibandingkan periode tahun lalu sebesar Rp 70,7 triliun.
Hingga penghujung semester I/2016, total aset Bukopin mencapai Rp 97,1 triliun, meningkat 14,72 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 84,7 triliun. (Ganefo)