MALANG, beritalima.com- Sepekan usai terjadinya Gempa 6,1 SR pada Sabtu (10/4) lalu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Kapolda Jatim Irjen Pol. Nico Afinta, dan Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto melakukan peletakan batu pertama pembangunan rumah sementara di lokasi terdampak gempa yang ada di Desa Jogomulyan, Kecamatan Tirtoyudo, Kab. Malang, Sabtu (17/4) kemarin.
Turut mendampingi Plh. Sekdaprov Jatim, Pejabat Utama di lingkungan Polda Jatim dan Kodam V Brawijaya, Bupati Malang H.M. Sanusi, Forkopimda Kab. Malang, serta beberapa Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim.
Pembangunan rumah korban gempa tahap awal ini akan dilakukan untuk 14 rumah yang ada di Desa Jogomulyan. Desa ini sendiri merupakan salah satu desa yang cukup terdampak. Keempat belas rumah yang akan dibangun tersebut sebelumnya telah roboh atau rata dengan tanah akibat gempa minggu lalu.
Rencananya, rumah ini akan dibangun sesuai konsep bedah rumah yang ada di Kab. Malang sesuai standart dari Kementerian PUPR. Nantinya, pembangunan 14 rumah sederhana ini akan dilakukan oleh Dinas PU Cipta Karya Kab. Malang dibantu oleh aparat TNI/Polri.
Usai melakukan peletakan batu pertama, Gubernur Khofifah mengatakan bahwa pembangunan rumah ini segera dikebut terutama bagi masyarakat yang rumahnya rusak berat akibat gempa. Hal ini dilakukan agar masyarakat bisa segera memulai kehidupan normal, sekaligus menghindari kerumunan di pengungsian untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19.
“Berbagai bantuan yang masuk ke Pemkab Malang tersebut atas inisiasi Pak Bupati Malang segera dilakukan proses percepatan pembangunan rumah korban terdampak gempa supaya mereka tidak lagi di pengungsian karena kita belum betul-betul aman dari penyebaran Covid-19. Sehingga di rumah lebih aman daripada di pengungsian untuk mencegah terjadinya kluster pengungsi,” katanya.
Atas upaya percepatan pembangunan rumah yang dilakukan oleh Bupati dan Forkopimda Kab. Malang ini, Khofifah memberikan apresiasinya. Menurutnya hal ini merupakan upaya berseiring dalam memberikan perlindungan lebih baik bagi warganya.
Untuk itu, Khofifah mendorong agar proses identifikasi, pendataan, dan validasi rumah rusak kategori berat, sedang, dan ringan termasuk fasilitas umum dan fasilitas sosial dilakukan dengan lebih cepat.
Apalagi pemerintah pusat melalui BNPB akan memberi stimulan untuk rumah yang kategori rusak berat sebesar Rp. 50 juta di luar ongkos pengerjaannya, kemudian rusak sedang Rp. 24 juta, dan rusak ringan Rp. 10 juta.
“Dua hari yang lalu saat saya berkunjung ke Blitar saya meminta proses identifikasi dan validasi ini selesai dalam waktu sepekan. Jadi mungkin lima hari dari sekarang saya harap proses itu selesai sehingga sudah final dan terverifikasi. Jadi mohon ini bisa disebarluaskan dan diumumkan kepada masyarakat baik melalui pengumuman yang ditempel di Balai Desa, sampai dengan RT/RW agar mereka juga bisa mengecek rumahnya masuk kategori rusak apa,” katanya.
Lebih lanjut menurutnya, pembangunan rumah ini berasal dari dana bantuan ke Pemkab Malang. Diharapkan, pembangunan ini dapat selesai dalam waktu 7-8 hari. Sedangkan untuk bantuan dari BNPB, bila proses validasi selesai akan segera dikirim ke BNPB.
Khofifah mengatakan, untuk mempercepat pembangunan rumah sementara ini aparat TNI Polri akan diterjunkan untuk membantu proses pembangunan. Hal ini menurutnya menjadi bagian dari koordinasi dan sinergi yang terus dilakukan berbagai pihak untuk membantu mempercepat penanganan akibat dampak gempa lalu termasuk recovery dan rekonstruksi.
“Kami berterimakasih kepada Pak Pangdam V Brawijaya dan Pak Kapolda Jatim yang telah menerjunkan aparat TNI – Polri untuk mendukung pembangunan rumah ini. Dimana nanti aparat TNI dan Polri akan dimaksimalkan untuk membantu percepatan pelaksanaan pembangunan bagi rumah yang rusak ringan, sedang maupun berat,” katanya.
Selain melakukan peletakan batu pertama dan meninjau rumah-rumah warga yang terdampak, juga meninjau posko trauma healing yang diperuntukkan bagi anak-anak pengungsi korban gempa. Sambil membagikan paket buku dan alat tulis, Khofifah berpesan agar anak-anak tetap semangat belajar meskipun dalam kondisi kurang standart akibat gempa.
“Bagaimana anak-anak sehat semua? Meskipun dalam keadaan seperti ini anak-anak semua harus tetap semangat belajar untuk meraih cita-cita ya,” kata mantan Menteri Sosial ini yang langsung disambut anak-anak dengan antusias.
Sebelumnya, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto mengatakan, aparat TNI dan Polri siap membantu kesulitan masyarakat terutama dalam pembangunan rumah akibat dampak gempa ini. Nantinya personil yang diterjunkan baik dari Kodam V Brawijaya, Divisi II Kostrad dan dukungan penuh dari Polda Jatim.
“Ada ribuan personil yang diterjunkan tapi intinya sistemnya kerja dengan tetap memperhatikan moril bahwa ini bulan puasa sehingga sistemnya rolling seminggu sekali,” pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Malang H.M. Sanusi mengatakan, pembangunan 14 rumah ini diharapkan bisa segera selesai supaya warga bisa memulai hidup normal kembali. Pembangunan rumah ini dananya berasal dari para donatur dan dermawan yang menyumbang kepada Pemkab Malang.
“Dari kemarin kita mendapat bantuan dari para dermawan sebanyak Rp. 510 juta dan tadi tambahan dari OJK sebanyak Rp. 300 juta. Dana ini mohon izin Ibu Gubernur, akan kami gunakan langsung untuk pembangunan rumah ini. Nantinya bantuan dari BNPB bisa diteruskan oleh mereka untuk membangun rumah sendiri,” pungkasnya. (Red).