Citizen Reporter
Laporan: Noldus Pandin
Panitia Webinar Seri 3 Forum Diskusi Budaya Toraja
MAKASSAR. Forum Diskusi Budaya Toraja Kembsli Gelar Webinar Seri 3. Kegiatan ini berlangsung 23 Januari 2021, mulai jam 18.30 – 21.30 WITA
Webinar kali ini untuk mengambil langkah strategis dari para pemerhati kepariwisataan khususnya di Toraja sebagai sebuah daerah yang sudah mendunia lewat kebudayaannya.
Pada acara ini hadir, Dr.Pendeta Henriette Lebang memberikan sambutan.
Dia menekankan pada beberapa aspek yang utama yaitu, pemberdayaan sumberdaya manusia Toraja dengan pelibatan yang penuh, kedua adalah sinergitas antara lembaga secara holistik, kata mantan ketua Persatuan Gereja Indonesia (PGI) ini.
Ditambahkan, Toraja ini adalah anugerah bagi masyarakat yang mendiami dan bagi Indonesia serta dunia, sebab kekayaan budaya dan alam amat mempesona, untuk itu dia sarankan, pemerintah kedua administrasi Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara harus bekerjasama secara penuh.
Narasumber pada Webinar kali ini Drs. Luther Barrung mantan Kakanwil Kepariwisataan di era Orde Baru, Ir. John Renden Mangontan, Anggota DPRD Provinsi Sulsel periode 2019-2024.
Drs Barto Tangdibali praktisi budaya Toraja, DR. Adrianus Girik Allo Dosen di perguruan tinggi di Makassar dan sekitarnya sekaligus peneliti kepariwisataan, acara tersebut dipandu oleh Alnores B Cammane dari KNPI.
Diskusi berjalan baik dan lancar. Toraja harus berbena kedepan agar ada sebuah kemajuan, partisipasi masyarakat harus aktif dan pemerintah wajib melakukan pembinaan agar ada kemajuan, demikian pemaparan Luther Barrung.
Kemudian menurut Ir. John Renden Mangontan, dengan telah terpilihnya kedua pemimpin baru di Toraja Utara dan Tana Toraja, maka harus ada visi dan misi jelas agar kita bisa memahami bahwa Toraja ini ingin dihantar ke posisi yang bagaimana, tegas JRM sapaan akrab legislator Sulsel ini.
Barto Tangdibali katakan Toraja secara keseluruhan harus dikeroyok dalam aspek kepariwisataan dan itu siapapun bisa berbuat untuk Toraja, baik dari kalangan pemerintah daerah, provinsi dan pusat, tegas Pelaku budaya Toraja yang berdomisili di Jakarta.
Pembicara yang terakhir Dr. Adrianus Girik Allo lebih mengupas dari sisi infrastruktur dan aksesibilitas. Pemikiran dosen dan konsultan teknik ini, mengusulkan agar Toraja sebagai destinasi wisata harus ramah makan halal dan ramah disabilitas.
Jika infrastruktur tidak mendukung maka itu akan menjadi pelambatan. Padahal kita sepakat semua bahwa Toraja harus kita bawa pada kemajuan yang holistik untuk mencapai kesejahteraan masyarakat Toraja sebagai bagian integral dari kebuyaan Etnis Toraja dengan nada tegas.
Diskusi secar virtual ini ikuti oleh para diaspora Toraja baik dalam negeri dan luar negeri. Saran dari salah satu peserta Webinar yakni, Herman Toni yang berdomisili di Yogyakarta, kaum muda Toraja selalu inovatif dan kreatif dalam membangun Toraja tandasnya dengan penuh semangat.