Jakarta, beritalima.com| – Forum Perdamaian Dunia atau World Peace Forum ke-9 resmi ditutup, dengan menghadirkan sejumlah pesan kebajikan yang terkandung dalam nilai Islam (Wasityiyat), Tionghoa dan Barat. Acara ini diselenggaralan oleh Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) bekerja sama dengan Cheng Ho Multi Culture Education Trust, Muhammadiyah dan Global Fulcrum of Wasitiyyat Islam, dimana Din Syamsuddin menjadi Ketua CDCC.
Forum yang berlangsung tiga hari ini (9-11/11), dibuka di Komplek Parlemen, Nusantara V, Senayan-Jakarta, dihadiri pula oleh Wakil Presiden RI ke 10 dan 12 Jusuf Kalla, banyak mengundang tokoh internasional, mulai dari pemimpin negara, tokoh politik, aktifis perdamaian, hingga akademisi. Nilai-nilai peradaban Cina dan Islam, bertemu dengan peradaban Barat, menjadi jalan tengah menuju keseimbangan antara surga, bumi dan manusia.
“Biarlah Wasatiyyat menjadi hati, kebijaksanaan Tionghoa menjadi jiwa, dan rasionalitas Barat menjadi alat,” bunyi pesan dari forum ini. “Kemanusiaan dipandu oleh Kebajikan, diukur oleh Keadilan, dihubungkan oleh Kepercayaan, dan diatur oleh Hukum,” tambah pesan dalam acara yang diselanggarakan di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta.
Butir pesan penting lainnya adalah, mewujudkan keseimbangan Wasatiyyat keadilan melalui pengendalian diri dan harmoni melalui keseimbangan; Kebajikan dan harmoni (Tionghoa) mengubah permusuhan menjadi kebaikan, menggunakan kebajikan sebagai ukuran kekuatan; Rasionalitas dan supremasi hukum (Barat) memerintah dengan akal, bukan emosi, memperkuat melalui institusi.
Yang juga menjadi perhatian, adalah peran peran media serta kecerdasan buatan (artificial intelligence). Dipaparkan, “Kepercayaan, akuntabilitas (Global) seemua media, AI, dan keuangan harus dapat diverifikasi, transparan, dan bertanggung jawab. Serta, pentingnya peran “Inisiatif penerjemahan budaya mendorong pemahaman antarbudaya melalui terjemahan sastra, seni, dan pendidikan.
Dalam forum internasional ini, diberikan pula penghargaan Perdamaian Wasatiyyat kepada individu dan lembaga yang memajukan keadilan, moderasi, dan rekonsiliasi. Jose Ramos Horta, Presiden Timor Leste, mendapat penghargaan tersebut.
Terakhir dan tak kalah penting, forum yang ditutup oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, menggaribwahi, “bukan menakluk dengan kekuatan, tetapi menyatukan dengan kebajikan. Bukan perdamaian melalui kepentingan, tetapi perdamaian melalui kepercayaan.” Sehingga, melahirkan “kestabilan melalui moderasi, harmoni melalui kebajikan, kemajuan melalui rasionalitas.
Jurnalis: abriyanto








