SURABAYA, beritalima.com | Perkumpulan Saudara Perantau Indonesia (PSPI) sepakat untuk selalu menjaga Kota Surabaya, Jawa Timur, sebagai kota terbesar kedua setelah Jakarta, dan selalu menjadi jujugan orang-orang dari berbagai daerah bahkan ragam budaya, ras, suku dan agamapun terpaut di dalamnya. Oleh karena itu kota Surabaya rentan terjadi konflik di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
“Anggota PSPI berasal dari berbagai penjuru tanah air seperti Sumatra Utara, Himpunan Masyarakat Bagansiapiapi, Wong Jambi, Gebu Minang, Aceh, Kalimantan, Makassar, Ambon, Papua, NTT hingga Madura, dan selama satu tahun ini PSPI berkiprah dengan aksi-aksi sosial di kota Surabaya, dan sepakat untuk ‘Jogo Suroboyo’,” ujar Ketua PSPI, Gunarmin Sutjito, di sela-sela Perayaan Natal 2019 OIKUMENE dan Tahun Baru 2020, di Surabaya, Sabtu (11/1) malam.
Menurutnya berdirinya organisasi ini, selain untuk lahan amal juga untuk menghindari konflik-konflik antar suku, menciptakan rasa aman, nyaman dan menciptakan kamtibmas di Jawa Timur lebih baik.
“Intinya kita tidak bicara politik maupun sara. Kita menyatukan bagaimana semua komponen masyarakat dalam kegiatan sosial,” jelasnya, saat mengisi acara perantauan yang beragama Protestan dan Katolik ini mengajak 500 anak yatim dan kaum duafa merasakan kebahagiaan Natal dan tahun baru.
Gunarmin menambahkan bahwa, melalui kegiatan sosial yang dilakukan oleh PSPI dengan berbagi bersama anak-anak yatim dan duafa, serta dibeberapa tempat seperti di panti jompo, panti kusta, liponsos, TPA Benowo dan keputih, dapat menciptakan rasa empati pada sesama.
“Kita hidup di rantau ini musti tahu diri, dan turut serta menciptakan kenyamanan di kota Surabaya,” ucapnya.
Meskipun selama hidup di kota Surabaya para perantau ini sudah merasa nyaman dan baik-baik saja, namun kedepan ingin lebih baik lagi dan bersinergi dengan pemerintah kota Surabaya. Sinergi itu bisa diwujudkan dalam berbagai bidang yang dimiliki oleh anggota PSPI.
“Kita berusaha bagaimana memberikan lapangan pekerjaan, informasi bisnis maupun dalam bentuk IT. Nanti kedepan kita memberi yang lebih baik,” tandasnya.
Hadir pada acara tersebut ddari Forum Pembauran Kebangsaan ( FPK ) Jatim H.M. Yousri Nur Raja Agam, SH MH dari Suku Minang Moch. Efendi, SH dari suku Madura dan berbaur dengan berbagai suku yang hadir serta ikut Tiup Lilin bersama. (tt)