LANGSA-ACEH, Beritalima.com| Pekerjaan rehabilitasi saluran primer D.I Gampong Metuah di bangun tahun 2019 nilai Rp.2817.839.360 walau ada masa pemeliharaan namun jangan pengerjaanya terkesan asal jadi di kerjakan oleh pihak rekanan di sebabkan ada biaya pemeliharaan.
Hal ini di sampaikan Ketua Forum Peduli Rakyat Miskin (FPRM) pada beritalima.com menanggapi pemberitaan kemarin, Rabu (19/02) dengan judul “Baru Tahun 2019 di Kerjakan, Proyek Saluran 2 Milyar Lebih Sudah Terkelupas”, Kamis (20/02).
Menurut Nasruddin, harusnya Pengerjaan Proyek Rehabilitasi Saluran Primer D.I Gampong Bukit Metuah yang dikerjakan CV Maju Bersama harus benar di kerjakan pihak rekanan, jangan tahun 2019 di kerjakan sudah rusak terkelupas dindingnya, sebab itu menggunakan uang rakyat.
“Kita minta pihak terkait, khususnya konsultan pengawas dan perencanaan benar-benar bekerja di lapangan melihat, jangan hanya terima laporan di meja kantor saja”, tegas Ketua FPRM.
Kemudian, sambung Nasruddin ‘terkait pernyataan Kabid Pengairan PUPR Kota Langsa Gunawan Ilyas kalau hanya terkelupas sedikit’, inikan terkesan ada pembelaan dari pihak Dinas terkait.
“Kita minta pihak penegak hukum untuk periksa pekerjaan tersebut, sebab awalnya terkelupas sedikit dengan alasan dalam masa pemeliharaan dan akan di perbaiki, namun ini terkesan kualitas pekerjaannya dikerjakan asal jadi dengan mutu yang rendah,” pungkas Nasruddin.
Sementara dipemberitaan sebelumnya, Kepala Bidang Pengairan PUPR Kota Langsa Gunawan Ilyas saat di konfirmasi beritalima.com pada Rabu (19/02) melalui pesan whatshapp membenarkan Rehabilitasi Saluran Primer D.I Buket Metuah di kerjakan oleh CV. Maju Bersama dengan nilai Rp.2817.839.360 dan dikerjakan pada Tahun 2019 yang lalu.
Dijelaskan Gunawan, dirinya sudah cek kemarin (18/02) dan menurutnya tidak rusak hanya terkelupas sedikit saja dan akan dilakukan perbaikan.
“Hanya terkelupas sedikit dan Itu akan diperbaiki karena masih dalam masa pemeliharaan serta itu terjadi karena pohon yg ada disitu tidak dibolehkan untuk ditebang saat dikerjakan”, tutur Gunawan.
Saat di tanya tentang kualitas semen, Gunawan menjawab kualitasnya K 175, “itu bukan sebab kualitas semen, tapi karena desakan pohon di samping saluran”, sela Gunawan Kabid Pengairan.
Namun, sambung Gunawan, saat pengerjaan saluran pohon tersebut di minta untuk di tumbang, tetapi masyarakat tidak mengizinkannya. (Dhani Atjeh).