SURABAYA, Beritalima.com-
Fenomena yang terjadi usai lebaran adanya urbanisasi yang membludak di berbagai perkotaan di Indonesia. Begitupun kota Surabaya juga menjadi incaran para urban farming.
Keberhasilan saudara atau tetangga yang merantau ke kota menjadi motivasi tingginya urbanisasi ke kota besar seperti Surabaya. Karena itu, anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi Jatim Fuad Benardi mengingatkan perlunya penguatan antar kepala daerah untuk mencegah warganya mengadu nasib tanpa dibekali keahlian yang mumpuni, salah satunya kepala daerah harus memperkuat ekonomi desa.
Fuad mengingatkan para pemudik agar tidak sembarangan membawa teman atau saudara dari kampung halaman untuk mengadu nasib di Kota Pahlawan usai Lebaran. Menurutnya, datang ke kota besar tanpa bekal keterampilan justru bisa menjadi bumerang dan bukan solusi.
“Jangan karena semangat kebersamaan saat mudik, lalu semua diajak ke Surabaya untuk cari kerja, padahal belum punya keahlian apa-apa. Niatnya bantu, tapi bisa jadi malah menjerumuskan,” ujar Fuad.
Fenomena urbanisasi selalu muncul setelah arus balik Lebaran. Kota-kota besar seperti Surabaya menjadi tujuan favorit, namun tak semua pendatang siap bersaing di tengah kerasnya hidup perkotaan.
“Surabaya ini terbuka, tapi juga penuh tantangan. Banyak orang datang berharap pekerjaan, tapi kenyataannya tak sedikit yang akhirnya hidup serba pas-pasan karena tidak punya bekal keterampilan,” sambung politisi PDI-P ini.
Fuad menilai, urbanisasi yang tidak terkontrol dapat menimbulkan berbagai persoalan baru, mulai dari pengangguran, kemiskinan perkotaan, hingga meningkatnya beban sosial seperti kriminalitas.
Ia mendorong agar para pemudik bijak mengambil keputusan. Daripada ikut-ikutan datang ke kota, lebih baik fokus membangun potensi di kampung halaman, apalagi jika belum memiliki keahlian khusus.
“Kalau memang belum siap, belum ada skill atau peluang jelas, sebaiknya tetap tinggal di daerah. Banyak potensi desa yang bisa dikembangkan asal kita kreatif dan mau belajar,” tambahnya.
Fuad juga mengajak para kepala daerah Kabupaten/Kota dan pemerintah provinsi untuk memperkuat program pelatihan vokasi dan pemberdayaan ekonomi di daerah, agar masyarakat tak harus ke kota untuk sekadar mencari penghidupan.
“Kalau desa bisa maju, orang enggak perlu ke kota. Yang penting pemerataan pembangunan dan akses pelatihan kerja yang merata,” tukasnya.(Yul)




