SURABAYA, beritalima.com – Anggota DPRD provinsi Jatim Fuad Benardi menggelar Saresehan bertema “Sosialisasi peningkatan ketrampilan tenaga kerja di era industri 4.0,” Adapun kegiatan tersebut diselenggarakan di hotel Leedon, Sabtu (11/10/2025) yang menghadirkan pembicara Edwin Surya Atmaja.
Dalam sambutannya, Fuad menyampaikan keprihatinannya terkait karakter kalangan GenZi yang mengeluh kesulitan mendapatkan pekerjaan, meskipun peluang untuk bisa bekerja sebenarnya sangat banyak.
Menurut anggota komisi C DPRD provinsi Jatim ini, kebiasaan “manja” kalangan milenial ini menimbulkan kekhawatiran bagi politisi PDI-P tersebut.
“Saya sering merasa galau, kenapa banyak remaja-remaja yang sebenarnya pinter, tapi memiliki karakter yang menyedihkan. Bisanya cuma mengeluh tapi tidak pernah pro aktif untuk mendapatkan dan meraih kesempatan yang ada,” selanya.
Fuad memaparkan pengalamannya ketika pihaknya membuka bisnis yang membutuhkan tenaga kerja. Dia mengakui bahwa atensi masyarakat yang menanggapi kesempatan lowongan kerja tersebut, cukup banyak.
“Yang telpon banyak, cuman yang ditanyakan lokasi tempat bisnisnya saja. Ketika kita jelaskan, jawaban mereka malah aneh. Terlalu jauh, jadi mereka membatalkan niatnya untuk bekerja,” terang putra Sulung mantan menteri sosial RI Tri Rismaharini ini.
Bukan itu saja, pertanyaan berikutnya menanyakan gajinya. Setelah dijawab bahwa gajinya hampir setara UMR, mereka malah menawar minta gaji dua digit.
Sikap seperti ini tentu bukan perilaku yang baik, mengingat kondisi ekonomi sedang tidak baik-baik saja. Disamping itu, semestinya tekat untuk mendapatkan pekerjaan harus diperkuat.
“Sebenarnya lowongan pekerjaan (loker) itu banyak. Tentu saja kesempatan mendapatkan pekerjaan juga otomatis banyak. Kenapa mereka malah milih-milih. Padahal kalau mereka bekerja, mereka bisa mendapatkan penghasilan, bisa meningkatkan rasa percaya diri, bisa membiayai kebutuhan hidup mereka sendiri. Tapi kesempatan itu disia-siakan,” sambungnya.
Fuad menambahkan, kalangan GenZi ini jangan selalu menuntut, tapi buatlah inovasi, pro aktif, dan cari pengalaman sebanyak-banyaknya. Jika tidak ingin bekerja pada orang lain yang tentu saja gajinya terbatas dan ada ketentuan dan peraturan yang harus ditaati.
“Jadilah pengusaha. Carilah inovasi, kreativitas yang tentu saja memprediksi bahwa usaha tersebut akan berhasil, sukses, sehingga bisa menguntungkan. Jangan selalu menggantungkan pada orang tua. Karena tidak ada manusia yang abadi. Jika waktunya, semua akan kembali pada Allah SWT. Jika anda belum siap ditinggal, disaat itu terjadi, anda bisa merasa betapa beratnya hidup tanpa bantuan orang tua,” pungkasnya.(Yul)

