Gabah Jombang Belum Terserap Bulog

  • Whatsapp

JOMBANG, beritalima.com – Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Jombang mendukung ketahanan pangan nasional, karena Jombang sebagai lumbung swasembada pangan yang memiliki surplus beras sebanyak180 ton pertahun. Jombang juga dikatakan sebagai lumbung swasembada beras beras Jawa Timur. Begitu juga lumbung swasembada beras Jawa Timur merupakan lumbung beras untuk ketahanan pangan nasional.

Demikian hal itu disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Jombang Heri Setyobudi yang berhasil diminta tanggapannya mengenai ketahanan beras menjelang bulan suci ramadhan dan hari raya idul fitri 1438 hijriah nanti, Jum’at (6/4/2017) di Ruang Kerjanya, di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Jombang.

Sementara dikatakan Heri mengenai beras yang ada di Kabupaten Jombang belum bisa diserap dari petani karena belum sesuai dengan petunjuk Permentan, yakni masih dibawah standard. Bulog pun tidak mau mengambil resiko karena harus sesuai persyaratan Permentan sebagai Ketua Harian Dewan Ketahanan Pangan No.03/Permentan/PP.200/3/2017 sebesar 30% kadar air, dan tidak mau menambah biaya transpotasi dan pengeringan. Akhirnya berdasarkan kesepakatan Bulog dengan kelompok petani meskipun belum bisa menyerap gabahnya yang belum layak jual. Bulog sebagai perusahaan BUMN hanya siap menerima berasnya dari petani yang sudah kering.

Maka dari itu ditegaskan Nusantara, Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Jombang, Bulog bisa menerima beras 20% dari hasil produksi petani. Pedoman harga pembelian gabah di luar kualitas oleh pemerintah di penggitiralingann, gabah di luar kualitas sebesar Rp3.700. Pemerintah memberikan subsidi kepada petani sebesar Rp400 dari harga Rp3.700, sedangkan gabah kering panen (GKP) kadar air 19 – 25 seharga Rp3.750, selanjutnya gabah kering simpan dengan kadar air 15 – 18 % kadar air seharga Rp4.150. Begitu juga Gabah Kering Giling (GKG) dengan kadar air maksimal 14% sebesar Rp4.600.

Masih ditegaskan Nusantara, pedoman harga pembelian bbaeras di luar kualitas di gudang Bulog, kualitas mutu beras premium plus I, kadar air 14% dengan butir patah 10% sebesar Rp8.845, berikutnya premium plus II dengan butiran patah 15% sebesar R8.835, selanjutnya premium plus III dengan butiran patah 20% seharga Rp8.590. Sementara premium I kadar air 14% dengan butiran patah 10% seharga R.7.700, selanjutnya premium II dengan butiran 15% seharga 7.500, berikutnya beras kualitas rendah dengan butiran 25% seharga Rp7.150.

Lebih lanjut ditegaskan Heri Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Jombang selain mendukung ketahanan nasional dan menyikapi dinamika masyarakat daerah untuk mensukseskan program pemerintah dengan menyerap gabah dari petani demi mewujudkan swasembada beras. Maka dari itu dikatakan dia, terkait sarana dan prasarana pendukung untuk menuju swasembada beras. Ia meminta untuk bersama – sama memberikan fasilitas dan mensejahterakan petani, karena ada beberapa pelaku beras. Dari ketahanan pangan Jombang ujarnya, perlu kondisioner dan tetap memproduksi semaksimal mungkin agar petani bisa merasakan Nilai Tukar Petani (NTP).

“Karena biar bagaimanapun lahan pengan secara inflasi berpengaruh pada kenegaraan, pemerintahan, dan masyarakat. Jadi harus ada keseimbangan, disitu secara teknis memfasilitasi para petani sehingga yang ditunjuk Bulog bagaimana petani bisa memenuhi standar mutu dan berkualitas baik kadar air maupun kotoran beras,” jelas Heri kepadaberitalima.com.

Masih diungkapkan Heri, dinamika itu harus disikapi dan memberi motivasi kepada petani, namun soal sarana dan prasarana pendukung untuk menjawab cuaca yang mengakibatkan gabah menjadi tidak berkualitas. Heri pun mengatakan dapat melalui stimulan dan tetap merujuk kesana. “Alat ungkitnya pun sudah punya lembaga binaan poktan dan gapoktan. Lumbung pangan merupakan sumber daya alam, sedangkan sumber daya manusia harus dimaksimalkan dan digerakka. Intinya kita mendukung serap gabah petani,” tandasnya.

Selain ditambahkan Heri, ketahanan pangan tidak saja beras akan tetapi jagung dan kedelai, sementara menghadap bulan suci ramadhan dan hari raya idul fitri 1438 hijriah, Kabupaten Jombang menurutnya terbilang aman karena Jombang sebagai penyangga lumbung pangan. dedy mulyadi

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *