Gagas Inovasi Pedagogi Pendidikan, Mahasiswa Unair Raih Juara Esai Internasional

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com-
Aidatul Fitriyah, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (Unair), sukses meraih juara 3 dalam kompetisi esai internasional. Kompetisi bertajuk The 22nd Indonesian Scholars International Convention (ISIC) itu merupakan besutan Association of Indonesian Students in the United Kingdom (UK).

Puncak acara ini terlaksana Sabtu (31/8/2024) secara hybrid di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Inggris. Para mahasiswa Indonesia di seluruh penjuru dunia turut terlibat aktif sebagai peserta kompetisi tersebut.

Afriya, sapaan akrabnya, berhasil meraih kemenangan melalui gagasannya yang bertajuk Inisiatif Merdeka Belajar dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Dalam gagasannya, Afriya mengusulkan perubahan mendasar yang dapat membawa revolusi besar dalam sistem pendidikan Indonesia.

Dengan cara menerapkan metode pembelajaran berpusat pada siswa dapat menggantikan pendekatan tradisional yang berfokus pada peran guru.

“Dalam gagasan ini, saya menitikberatkan inovasi pada pedagogi yang memimpin siswa. Saya mengenalkan model pembelajaran berbasis project-based learning, gamifikasi, flipped classroom, dan service-based learning,” jelas Afriya.

Melalui gagasannya itu, ia berharap dapat mempersiapkan siswa Indonesia menghadapi tantangan global. Fokusnya adalah membekali siswa dengan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kolaborasi yang lebih kuat.

Ia juga menekankan pentingnya teknologi dalam pembelajaran. Hal ini, ia mendorong pemberian kebebasan lebih besar kepada guru untuk menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan siswa.

“Melalui gagasan ini, saya berharap inisiatif Merdeka Belajar dapat teradopsi secara nasional dan membantu membentuk generasi muda Indonesia yang kompeten dan siap bersaing di tingkat global,” ujarnya.

Afriya menambahkan, inisiatif ini bisa menjadi solusi konkret untuk berbagai tantangan pendidikan, membuatnya lebih relevan dengan kebutuhan siswa dan perubahan zaman.

Afriya berharap inovasi ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, tetapi juga mengurangi kesenjangan pendidikan di berbagai daerah. Selain itu, inovasinya berkontribusi dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs 4 yang berfokus pada pendidikan berkualitas.

Afriya mengakui tantangan terbesar selama kompetisi adalah manajemen waktu, mengingat ia hampir tidak sempat menyelesaikan esainya. Namun, dengan ide dan strategi yang matang, gagasannya mampu menarik perhatian para juri dan membawa pulang penghargaan bergengsi ini.(Yul)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait