SURABAYA, Beritalima.com |
Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan International Conference and Workshop on Basic and Applied Sciences 2021(ICOWOBAS 2021).
Kegiatan yang diadakan pada Senin hingga Kamis (23-24/08/21) itu dilakukan secara virtual.
Acara tersebut merupakan serangkaian workshop dan seminar internasional dengan menggandeng beberapa universitas luar negeri, seperti Universitas Teknologi Malaysia (Malaysia), Tishk International University (Iraq), and Salahaddin University Erbil (Irak).
Dr. Eridani, M.Si., selaku ketua umum acara menuturkan bahwa kegiatan dua tahun sekali ini diikuti sebanyak 250 orang. Untuk acara seminar, sambungnya, mengundang 13 pembicara yang berasal dari negara Malaysia, India, Thailand, Japan, Pakistan, and Irak.
Eridani mengungkapkan bahwa dengan mengangkat tema ‘Development of Fundamental Science and Technology in New Normal Era: Its Implementation towards Sustainable Development Goals (SDG’S)’ para akademisi dapat menyesuaikan terkait dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Konferensi itu mencakup sembilan bidang, antara lain Kimia, Biologi, Fisika, Matematika, Ilmu Komputasi, Statistik, Ilmu Data, dan Teknik Lingkungan serta Teknik Biomedis.
“Pengembangan yang berkelanjutan itu karena dikeadaan new normal ini kita harus menyesuaikan diri, terutama untuk inovasi-inovasi baru yang sudah ditemukan. Di sini konteksnya saya melihat dosen FST sekarang ternyata masih subur dalam menghasilkan publikasi maupun inovasi lainnya,” terangnya pada Kamis (26/08/21).
Berbeda dengan sebelumnya, workshop di bidang biologi berhasil menggandeng Kementrian Lingkungan Hidup. Hal itu tak luput dari keberhasilan salah satu alumni prodi Biologi, yaitu Prigi Arisandi yang berhasil mendapatkan penghargaan di tingkat internasional.
“Yang saya suka, dia orang pinter yang bisa mewariskan keterampilan atau keilmuan pada junior. Itu yang sangat menguntungkan,” ujarnya.
Meskipun diadakan secara online, konferensi mendapatkan umpan balik dari peserta. Hal itu berupa relasi yang banyak dan juga menguntungkan untuk FST UNAIR.
Melalui kegiatan itu Eridani berharap di masa pandemi dengan keadaan new normal dapat dibiasakan oleh seluruh warga khususnya di Surabaya. Kemudian publikasi juga digiatkan apalagi di bidang-bidang keilmuan Biologi dan Kimia agar bisa dihilirisasi.
“Kita juga masih berharap ada apply tapi juga tak terburu-buru. Ujung tombaknya ini bidang ilmu yang ada di FST lebih giat walaupun tidak meninggalkan kaidah-kaidah keilmuan yang teoritis,” pungkasnya. (Yul)