SURABAYA – Maraknya usaha atau UMKM yang menjadi tren untuk meningkatkan daya saing perekonomian baik dari individu maupun kelompok perusahaan. Kini Handmadeshoesby hadir sebagai pewarna bisnis untuk memanjakan semua pelanggan yang membutuhkan produk aksesoris perempuan.
Founder Handmadeshoesby, Delta Hesti Candra Pratiwi mengatakan, ia berharap kedepannya tokonya menjadi pusat oleh-oleh di Surabaya. Dia mencontohkan seperti toko Krisna di Bali.
Produk yang dihasilkan di toko Handmadeshoesby, kata Hesti, telah memiliki produk aksesoris perempuan berupa, pouch, tas, dan sepatu yang diproduksi sehari-harinya sebesar 6000-7000 pcs.
“Di toko kami, pengrajinnya berasal dari UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di seluruh Indonesia, antara lain, Mojokerto, Tanggulangin, Bojonegoro, Nganjuk dan Lamongan,” ungkap Hesti saat ditemui awak media di Surabaya. Minggu, (08/9/2029).
Hesti menceritakan, awal usahanya dari home industry yang dimiliki mertuanya bertempat di Mojokerto. Dengan perjuangan usaha yang serius dan membuahkan hasil. Kini, ia menggandeng beberapa pengrajin UMKM yang ada di Indonesia, khusunya Jawa Timur.
“Dengan hasil produk yang seperti ini, saya sudah berani membandingkan kualitas produk impor dengan produk lokal. Karena, pengrajinnya sudah melalui edukasi yang kami berikan,” beber istri dari Arizal Liwafa/Tomliwafa (Business Owner Handmadeshoesby) tersebut.
Sebelum pengrajin bergabung dengan Handmadeshoesby, Hesti selalu memberikan edukasi awal, SOP, MOU dan sebagainya. Termasuk membicarakan keinginan warna tas, misalnya mau memproduksi tas warna merah, jadi benangnya harus merah juga. Supaya kualitas produknya selalu terjamin.
“Usaha saya ini sudah berlangsung lama, tepatnya pada tahun 2010. Sekarang, saya sudah bekerjasama dengan ratusan pengrajin UMKM. Dan tiap pengrajinnya mengerjakan model yang berbeda-beda,” ungkapnya.
Masih dengan Hesti, sampai saat ini Handmadeshoesby sudah memiliki 2000 model produknya. Itu juga menegaskan, kalau produknya tidak semua dikerjakan setiap pengrajinnya dengan model yang sama. Misalnya, model A, berarti hanya dikerjakan oleh pengrajin A saja.
“Tak hanya itu saja, pengrajinnya ini juga ada kelompoknya. Sudah memiliki supervisi masing-masing yang bertugas untuk mengawasi kualitas produk buatan sang pengrajin,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Delta Hesti Candra Pratiwi juga menjadi Ketua Komunitas Fenela Jawa Timur yang merupakan kelompok pengusaha dari kalangan perempuan. Komunitas ini sudah memiliki anggota sebanyak ratusan lebih. Dan bergerak di bidang UMKM dan Oline Shop atau Olshop. (ari)