Malang, beritalima.com| Dua bangunan berbentuk sama, terlihat cukup megah, dengan ukuran besar. Bangunan tersebut adalah gapura desa yang ditempatkan di jalur keluar masuk balai Desa Tulungrejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Gapura dengan ketinggian 7,42 meter dan lebar 2,85 meter, diyakini gapura desa terbesar se-Kabupaten Malang.
“Dibutuhkan 2 tukang bangunan, dan 3 kuli bangunan untuk menyelesaikan gapura itu. Sedangkan waktu pengerjaan, dibutuhkan satu setengah bulan,” ungkap Gatot Kepala Dusun Jabon Desa Tulungrejo kepada wartawan.
Selama pengerjaan, hambatan “klasik” selalu menjadi perhatian, yaitu turunnya hujan. Namun, niat untuk membangun gapura desa yang megah, sudah tidak bisa ditawar, dan harus selesai tepat waktu.
Selain cukup besar ukurannya, gapura tersebut sangat kokoh berdiri, lantaran perbandingan antara semen dan pasir lebih cenderung menguatkan keseluruhan badan gapura.
Dijelaskan Gatot, Kepala Dusun Jabon, gapura tersebut menggambarkan korelasi warga Desa Tulungrejo dengan budaya lokal, dan kearifan lokal yang menjadi ciri khas masyarakat pedesaan.
“Keberadaan gapura desa identik dengan upaya menjaga, sekaligus memelihara identitas infrastruktur para leluhur yang selalu membangun gapura ditempat-tempat khusus, seperti perbatasan maupun bangunan utama,” ujarnya.
Gapura juga sering diartikan sebagai pintu gerbang, dan dalam bidang arsitektur, gapura sering disebut “entrance”, tetapi entrance itu sendiri tidak bisa diartikan sebagai gapura.
Terkait simbol, dapat diartikan pembatas suatu wilayah atau area. Namun, secara hierarki, gapura bisa disebut sebagai icon, karena gapura lebih sering menjadi komponen pertama yang dilihat, ketika memasuki suatu wilayah.
Seiring perkembangan jaman, makna gapura semakin menebal tidak hanya sebagai petunjuk seseorang masuk atau keluar kawasan, tetapi lebih mengarah pada desain yang menarik perhatian.
Dikatakan Gatot, bilamana gapura perbatasan antar desa sudah rampung pengerjaan, maka ukuran gapura yang terletak di balai desa, akan terlewati. Hal ini dikarenakan ukuran gapura yang diletakkan di perbatasan antar desa, lebih besar. (dodik)