KEDIRI, beritalima.com | Covid-19 membawa hikmah dua seniman asal Palembang dan Makulu. Lama tak manggung di Cafe kesempatan dipergunakan untuk membuat album Sang Saka dan Lagu Soekarno
“Nama Soekarno cukup terkenal di dunia bukan hanya di Indonesia. Jasa-jasanya diakui diberbagai belahan dunia. Meski begitu sejauh ini belum ada orang merilis lagu Soekarno. Inilah membuat kami tertantang untuk membuat lagu Sang Proklamator,” aku Ipangka, Kamis 20 Agustus 2020, tak lama usai Launching Album Bedah Lagu Soekarno di Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno Ds. Pojok Kec. Wates Kab. Kediri.
Dikalangan pecinta musik rock di Kediri nama Ipangka memang tidak asing lagi, vokalis asal Palembang yang lama tinggal di Kampung Inggris ini hampir setiap hari manggung di kafe-kafe.
Namun sejak ngarap lagu Soekarno Ipangka mengaku ekonominya tiba-tiba malah seperti disumpet. Ia tak lagi manggung di kafe-kafe.
“Gak tahu mungkin ini ujian Tuhan. Selain supaya saya bisa fokus ngarap Lagu Soekarno. Mungkin Tuhan sengaja menghendaki agar saya bisa merasakan penderitaan seperi yang dialami Sang Proklamator,” katanya sambil tersenyum.
Lagu Seokarno dikemas dalam sebuah album berjudul Sang Saka. Ada tujuh lagu dalam album itu. Selaian lagun Seokarno ada 6 lagi lain yang bernafaskan kritik sosial masa kini.
Ada lagu Seokarno, LPJ, Janji, Rindu Genderang, Rampok Masa Kini, Tampak Merdeka dan Bebaskan,” ujar Ozi gitaris asal Maluku yang menaransmen lagu-lagu itu.
Begitu album Sang Saka dan lagu Soekarno ini hendak dilaungching berbagai komunitas di Kediri bahu-membagu bergotong-royong mensukseskannya. Diantaranya ada Ndalem Pojok, Hakim LC, Luky Studio, BTS 88, Endes, PCTA Indonesia, Sasano Pandji Nuswantoro, Kediriapik, Srinjing, Wilatikta Studio, dll.
“Kami mengucapkan banyak terima kasih pada semunya yang telah ikut berjuang menyelesaiakan album ini. Album ini bukan saya tapi milik semua pejuang,” ujar Ipangka menegaskan.