Oleh M.Mufti Mubarok
_Ketua Gerakan Bersama Lawan Corona (BeLanCon)_
Gara gara enam huruf yaitu C O R O N A tatanan dunia menjadi berantakan alias kalang kabut tak perduli negara adidaya atau negara kaya raya, tak perduli presiden/perdana menteri atau orang super kaya tak luput dari amukan pagebluk enam huruf ini.
Enam huruf berdampak pada perang dunia ketiga yang menyebabkan *resesi dimana mana*, resesi dunia, negara, propinsi, kabuparen/kota, kecamatan, kelurahan/desa, RW dan RT serta individu memasuki babak baru perang lawan Enam huruf yang tidak tampak dan cepat penyebarannya serta mematikan. Sudah hampir 3 bulan lebih *dunia mulai gelap dengan corona* dan belum tahu *kapan berakhir*.
Awalnya cuma *kriwikan akhirnya jadi grobokan dan jadi sunami*, Indonesia sudah sebulan lebih berjimbaku dan tergagap gagap menghadapi serangan virus yang cukup mematikan, hampir tiap detik pemberitaan media dan medsos isinya cuma corona semua, media-media seakan akan menjadi teror. *Coba kalau kita tidak lihat berita atau baca medsos tema corona, maka kita akan terbebas minimal dari teror media*.
Sangat terasa, suasana mencekam baik *di dalam rumah maupun di luar rumah, hidup dengan rasa takut*, was was dan tidak percaya diri, serba takut, takut mati lah, takut ketular, takut inilah dan itulah, semua sebar manakutkan dan mencekam.
Sementara pemerintah pusat dan daerah juga takut untuk melayani tuntutan rakyat yang mulai menghimpit, gugus gugus sibuk membuat pengumuman berapa yang positif dan berapa yang negatif, berapa yang mati dan berapa yang sembuh. *pemerintah tampaknya hanya menghitung positif dan negatifnya saja* dengan menyiapkan ratusan rumah sakit khusus melayani pasien dengan perlengkapan canggih. Tenaga medis sudah berjatuhan, pasien yang terdaftar di RS beda dengan yang tidak terdaftar, *di luar banyak sekali orang orang yang tiba tiba nyungsep di jalan* atau di rumah akibat corona dan mereka belum terdata.
Warung warung, rumah makan, mall-mall sudah mulai sepi, perkantoran banyak libur dan pabrik-pabrik yang menyerap banyak karyawan sebentar lagi mengeluarkan jurus saktinya dengan *gelombang PHK dimana mana*
Anak anak sekolah, mahasiswa pada belajar apa tak jelas makin hari, Pegawai bekerja di rumah juga tak jelas, pengusaha pada stress menikirkan gaji karyawan tidak terbayarkan.
Tempat peribadatan yang dulu ramai juga sangat sepi dari orang beribadah, manusai banyak yang mendekam di rumah karena takut, sementara yang diluar rumah juga ketakutan.
*Urusan perut tak bisa dibendung*, bagaimana dapur tetap mengepul dan bisa bertahan hidup dengan keterbatasan, sementara urusan subsidi pemerintah belum jelas, angka kriminalitas mulai tinggi, orang orang stres makin banyak. Ketakutan dan kepercayaan diri membuat corona semakin mengila. Corona telah menang melawan manusia.
*Lalu apa yang bisa kita perbuat*?
Yakin lah masih banyak Negara yang masih terbebas dari corona dan banyak propinsi serta kabupaten yang bebas dari corona, milyataran penduduk dunia juga terbebas corona, jutaan penduduk Indonesia juga terbebas dari corona. Mengapa mereka terbebas dari corona, ada baiknya kita pakai resepnya:
*Pertama tingkat disiplin diri*, keluarga dan sosial karena corona adalah virus hidup yang bisa menyebar tergantung manusia. Kita adalah majikannhya yang bisa menyinakkan, conona sebenarnya juga makhuk hidup ciptaan Tuhan yang sedang mengamuk, perlu di jinakkan oleh kita bersama.
*Kedua imunitas tubuh* yang kuat dengan banyak meciptakan perlawanan tubuh dengan hormon bahagia, orang yang bahagia sulit di tembus corona.
*Ketiga cara pikir*, kalau keyakinan kita bahwa kita tidak akan terkena maka tidak terkena tapi kalau kita ragu dan takut bahkan negatif maka corona juga segera mendekat.
Dan masih banyak cara agar terbebas dari enam huruf ini, *yang terpenting adalah keyakinan dan tetap waspada tapi jangan berlebihan*, sebenarnya virus ini biasa biasa saja bila dibanding penyakit lainnya tapi *manusia modern super panik* mengadapinya *akibatnya corona menjadi pemenangnya.* *M.Mufti Mubarok (3M)* *_NITRICO: cara nikmat lawan corona_*