SITUBONDO, Beritalima.com – Dampak dari sulit dan melambungnya harga garam dipasaran tak membuat Saini patah arang dalam menyiasati usahanya sebagai pengepul garam dari pulau madura untuk dipasarkan di kabupaten Situbondo, Bahkan Bapak tiga anak tersebut, mencoba membuat tambak mini atau tambak garam pertama kali di situbondo.
Berawal dari keahlian menjadi pedagang Garam yang banyak bepergian ke pulau madura dalam mencari garam untuk dipasarkan di situbondo, Perlahan – lahan Saini (47) secara otodidak belajar cara pembuatan garam bahkan cara mensiasati saat terjadi anomali cuaca.
Dalam setahun terakhir Saini mencoba pembuatan garam di 8 petak tambak mini miliknya yang hanya berukura 3,8 meter x 15 meter perpetak, dan tidak pernah disangka – sangka dari tambak mini tersebut Saini merasakan Penghasilan yang fantastis dalam setahun terakhir.
“Saya tidak pernah belajar secara langsung cuma berdasarkan pengalaman saat beberapa tahun keliling menjadi pengepul garam, Ternyata setelah saya uji coba di daerah panarukan Situbondo, Garam panen pertama kali sata bawa ke laboratorium hasilnya cukup bagus tidak kalah kualitasnya dengan garam yang diproduksi di madura,” Ucap Saini saat ditemui ditambak mini miliknya, Rabu (28/7).
Bahkan saini kepada awak beritalima.com sambil menunjuk proses pembuatan garam yang masih baru 5 hari, usai panen seminggu lalu, Saini mengajak warga situbondo serta siap membantu dan berbagi ilmu bagi yang ingin memulai usaha pembuatan garam secara tradisional, mengingat luas laut yang dimiliki kabupaten Situbondo cukup luas.
“Dalam satu petak 3,8 x 15 meter bisa menghasilkan 1 ton garam dalam sekali panen selam 15 hari, awal panen masih harga Rp 1.200, bisa dibayangkan berapa uang yang saya dapat jika 8 petak dengan harga Sekarang yang mencapai Rp 3.000 – Rp 3.500 di tingkat petani garam, kalau diambil rata – rata penghasilan bersih dalam sehari saya bisa dapat menghasilkan uang Rp 200.000 perhari dari tambak mini ini,” Jelasnya.
Saini berharap Pemerintah Kabupaten Situbondo menjadi jembatan bagi masyarakat Situbondo untuk bisa mengembangkan ekonomi masyarakat melalui pengembangan lahan tambak untuk garam,”Kualitas jeleknya garam karena faktor cuaca, di tambak mini saya, saya akali pake plastik walau ada tambahan biaya tapi kualitas dan kuantitas garam tetap terjaga, saya siap berbagi ilmu,”Tukas pria yang murah senyum ini.
Kepada Beritalima.com Saini menuturkan modal pembuatan tambak mini seperti miliknya memang cukup mahal, dirinya harus merogoh kocek sekitar Rp 70 juta rupiah, belum lagi sewa lahan, karena belum memiliki lahan sendiri, akan tetapi menurutnya setelah semua berjalan dengan teknik yang terapkannya, kini Saini merasakan Manisnya dari rasa Asin Garam hingga ratusan juta dalam setahun.(Joe)