Jakarta, beritalima.com| – Garuda Indonesia akan kerahkan 13 Pesawat Badan Besar (wide-body) selama musim haji berlangsung, terdiri dari Boeing B777-300ER, Airbus A330-900neo, dan Airbus A330-300 serta membawa 90.993 jamaah haji. Dari 13 pesawat, lima diantaranya adalah pesawat sewa, serta satu pesawa cadangan jenis Airbus A330-300.
Dari 90.933 penumpang tersebut, 90.203 adalah calon jemaah haji dan 730 petugas haji yang terbagi ke dalam 246 kelompok terbang (kloter) dan diberangkatkan melalui tujuh embarkasi yaitu Banda Aceh, Medan, Jakarta, Solo, Balikpapan, Makassar, dan Lombok.
Secara bertahap fase keberangkatan akan berlangsung mulai 2-16 Mei 2025 untuk penerbangan menuju Madinah, dan 17 – 31 Mei 2025 ke Jeddah. Selanjutnya, fase pemulangan jemaah akan dimulai 11-25 Juni 2025 dengan keberangkatan dari Jeddah/Madinah menuju kota Embarkasi, dan 26 Juni – 10 Juli 2025 dari Madinah menuju kota Embarkasi.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani menyampaikan, “untuk memastikan pesawat beroperasi dalam kondisi sehat dan layak terbang, Garuda Indonesia menerapkan sejumlah prosedur perawatan secara menyeluruh dan berlapis di seluruh armada yang akan melayani penerbangan haji melalui program Aircraft Health Program yang telah berlangsung sejak awal April lalu, termasuk pemenuhan General Authority of Civil Aviation (GACA) Certification sebagai syarat utama untuk mendaftarkan pesawat penerbangan haji ke Otoritas Kerajaan Arab Saudi.”
Sementara anak usaha Garuda Maitenance Facility (GMF) GMF AeroAsia berperan besar dalam memastikan kesiapan aspek teknis, seperti optimalisasi Material/Spare Readiness yakni penempatan tools dan spare part di stasiun embarkasi sebagai mitigasi kebutuhan penggantian part pesawat dan Manpower Readiness dengan penempatan 142 Engineer yang tersebar di tujuh embarkasi hingga Jeddah, Madinah, dan Hyderabad.
Dengan lebih dari 25 ribu calon jemaah haji usia di atas 65 tahun (atau sebesar 28,4% dari total jemaah), Garuda Indonesia memfokuskan pada upaya pemenuhan kebutuhan penunjang pelayanannya, baik selama di darat menuju dan turun dari pesawat, serta pada saat perjalanan udara berlangsung.
Layanan penunjang mencakup kebutuhan bagi jemaah penyandang disabilitas. “Program haji ramah lansia dan Disabilitas ini diharapkan dapat menghadirkan layanan penerbangan yang inklusif bagi jemaah lanjut usia maupun penyandang disabilitas, sehingga diharapkan kenyamanan perjalanan dapat dirasakan oleh seluruh jemaah dan persiapan ibadah haji pun semakin maksimal,” jelas Wamildan.
Sejumlah perlengkapan layanan penunjang selama penerbangan seperti 30 wheelchair di setiap embarkasi, dua ambulift di embarkasi Jakarta dan Solo, bus jemaah dilengkapi toilet, priority boarding & disembark, special baggage handling, buggy car di Bandara Internasional King Abdulaziz, serta disediakan selimut, first aid kit, emergency equipment hingga asistensi para awak kabin untuk membantu mobilisasi jemaah selama di penerbangan.
Pada sajian menu makanan di penerbangan, Garuda Indonesia menyiapkan hot meals sebanyak dua kali dan snack sebanyak satu kali sesuai dengan standar penyajian inflight meals bagi penumpang jamaah haji.
Jurnalis: Abri/Rendy




