JAKARTA – Dalam kegiatan pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Bali yang ke XV melalui teknologi virtual hari ini adalah yang pertama kali dalam sejarah berdirinya HIPMI. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa sebagai generasi muda, HIPMI mampu memanfaatkan teknologi informasi di situasi yang sulit ini.
Demikian hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum BPP HIPMI Mardani H Maming dalam sambutan acara Musda Virtual BPD HIPMI Bali, Selasa (5/5/2020). Maming mengatakan, Walaupun negara dan dunia usaha Indonesia sudah dilanda kesulitan akibat pandemi Covid-19, dirinya memberikan motivasi untuk tidak boleh kehilangan semangat juang selama ada tantangan untuk generasi yang hidup di zamannya dan inilah tantangan bagi para pengusaha muda HIPMI.
“Para pengurus dan anggota HIPMI dimanapun berada terutama anggota BPD HIPMI Bali yang melaksanakan Musda virtual ke XV yang pertama dalam sejarah HIPMI berdiri sangat sukses dan terima kasih atas semua yang berjalan dalam pelaksanaan Musda ini. Mari kita sama-sama kita kuatkan tekad dan berjuang bagi perekonomian Indonesia yang lebih sejahtera, kita harus optimis bahwa kita mampu menghadapi berbagai tantangan dan akan keluar dari sebagai pemenangnya. Kepada kawan-kawan BPD HIPMI Bali, saya mengucapkan sekali lagi selamat dan sukses melaksanakan Musda virtual HIPMI yang ke XV, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan kita kekuatan semua,” ujar Maming dalam sambutannya.
Mantan Bupati Tanah Bumbu Kalimantan Selatan itu melanjutkan, saat ini Indonesia telah dilanda pandemi atau wabah Covid-19 sejak awal Maret 2020. Hingga saat ini, jumlah warga Indonesia yang terpapar Covid-19 sudah mencapai lebih dari 11 ribu orang dan yang meninggal dunia sekitar lebih dari 800 orang.
“Ini sungguh kondisi yang memprihatinkan bagi kita semuanya apalagi khususnya BPD Bali. Berbagai upaya telah dilakukan, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam rangka mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini. Mari kita bersama selalu berusaha dan berdoa agar diberikan keselamatan dan kesehatan di tengah pandemi Covid-19 ini, dan kita berharap pandemi ini dapat segera berakhir,” ucapnya.
Menurutnya, pandemi Covid-19 bukan saja berdampak pada kesehatan dan keselamatan jiwa manusia, namun secara nyata juga berdampak kepada perekonomian rakyat bangsa dan negara Indonesia baik dalam skala mikro dan makro termasuk usaha bisnis dan para anggota HIPMI. Saat ini badai pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi dimana-mana, Kementerian Ketenagakerjaan menyebutkan hingga saat ini sudah lebih dari 2 juta karyawan terpaksa di PHK.
“Bahkan senior kita Kadin memprediksi jumlah PHK akibat dampak wabah Covid-19 di Indonesia akan mencapai 15 juta jika wabah ini tidak segera berakhir. Di antara sektor ekonomi yang paling terpukul akibat pandemi Covid-19 ini adalah sektor pariwisata dan Provinsi Bali lah daerah yang terkena imbas paling parah karena sektor pariwisata adalah penopang dan utama perekonomian untuk Provinsi Bali,” ungkapnya.
Namun, CEO PT Batulicin 69 dan PT Maming 69 itu melanjutkan, dirinya percaya para pengurus anggota BPD HIPMI Bali tidak patah semangat dan mampu tetap bertahan serta optimis. Sektor pariwisata dan perekonomian Bali akan bangkit kembali saat pandemi Covid-19 berakhir.
“Sektor ekonomi lainnya yang berdampak paling parah akibat wabah Covid-19 ini adalah sektor menengah kecil dan mikro atau UMKM, padahal UMKM adalah sektor usaha yang paling besar yang menopang perekonomian rakyat Indonesia. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus melibat memberikan perhatian serius terhadap kelangsungan UMKM dengan memberikan perlindungan dan bantuan kepada pelaku usaha, sebab bagaimanapun UMKM adalah tulang punggung perekonomian negara kita. Untuk menghindari dampak lebih buruk bagi perekonomian dan dunia usaha khususnya gelombang PHK,” tuturnya.
Selain itu, Maming menambahkan, BPP HIPMI menyambut positif langkah program kartu pra kerja yang digulirkan oleh pemerintah pusat. Namun, alangkah baiknya jika bantuan melalui program kartu pra kerja tersebut diganti dengan bantuan langsung tunai (BLT) kepada para pekerja yang terkena PHK.
“Karena dalam situasi pandemi Covid-19 yang belum dapat diprediksi kapan berakhirnya ini, BLT akan lebih bermanfaat secara nyata bagi para korban PHK,” imbuh Pria kelahiran 17 September 1981 itu.