Gaya Hidup Minim Sampah Senantiasa Didengungkan KLHK

  • Whatsapp
Masyarakat perlu selalu diingatkan gaya hidup minim sampah (foto: abri)

Jakarta, beritalima.com| – Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) senantiasa mendengungkan gaya hiduo minim sampah. Gaya Hidup Minim Sampah menjadi kampanye yang diusung KLHK agar masyarakat mengubah paradigma yang ada.

Masyarakat dihimbau mulai menerapkan gaya hidup ini, mengurangi kemasan sekali pakai, menolak penggunaan kemasan yang tak dapat didaur ulang, membawa wadah makanan dan minuman sendiri saat berbelanja, mendaur ulang sampah organik menjadi kompos, ecoenzyme dan lain lain, serta mengumpulkan sampah plastik yang bernilai untuk disedekahkan atau ditabung di Bank Sampah.

Baru saja Ditjen Pengelolaan Sampah Limbah dan B3-KLHK (PSLB) bersama Le Minerale gelar Talkshow Inspiratif di Jakarta Convention Centre (8/8), dengan narasumber, Ana Suryana Penyuluh Lingkungan Hidup KLHK dan Tania W. Arinintyas, Sustainability Manager Le Minerale.

Vinda Damayanti, Direktur Pengurangan Sampah, Ditjen PSLB-KLHK mengatakan, pengelolaan sampah menjadi salah satu program prioritas Pemerintah. Karena dunia saat ini menghadapi triple planetary crisis, yakni adanya climatic change, biodiversity loss dan pollution.

Pengelolaan sampah menjadi target Sustainable Development Goals (SDGs), maka ada beberapa target capaian yang dilakukan Pemerintah, dan pengelolaan sampah menjadi salah satu strategi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, ujarnya.

Menurut data SIPSN, timbulan sampah di Indonesia pada 2023 sebesar 69,9 juta ton. Berdasarkan komposisi sampah tersebut, didominasi oleh sampah sisa makanan sebesar 41,60% dan sampah plastik sebesar 18,71%. Sedangkan dari sisi sumber sampah, sampah terbanyak berasal dari Rumah Tangga dengan prosentasi sekitar 44,37%.  “Ini patut menjadi keprihatinan kita semua”, ujar Ana.

Masyarakat harus mengubah paradigma tentang pengelolaan sampah dari kumpul, angkut, buang ke TPA, menjadi pilah, guna ulang dan daur ulang, sedangkan sisanya hanya residu yang dapat dibuang ke TPA,. “Disinilah ekonomi sirkular berjalan, sampah bukan lagi sampah yang dibuang, namun punya nilai dan dapat dimanfaatkan,” ungkapnya.

Jurnalis: Abri/Rendy

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait