Surabaya – Orang-orang yang direkrut dan diberi jubah serta sorban untuk dijadikan Abah di Padepokan Dimas Kanjeng kebanyakan dari keluarga miskin. Awalnya mereka senang mendapatkan imbalan hingga Rp 2,5 juta per kegiatan. Kini mereka menyesal.
“Awalnya senang dapat uang,” kata Atjep alias Abah Kalijogo di area gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (ditreskrimum) Polda Jatim, Jalan A Yani, Surabaya, Senin (7/11/2016).
Warga Jakarta ini menceritakan awal keterlibatannya di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Dia mengaku awalnya diajak bersama temannya bernama Marno (Abah Holil) ikut jalan-jalan ziarah ke Demak, Jawa Tengah.
“Saya diajak teman, katanya ikut saja jalan-jalan ke Demak. Saya tidak tahu kalau awalnya menjadi ini (Abah),” tuturnya. Setelah ke Demak, Atjep diajak ke Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo. Di situ dia mendapatkan pelatihan bagaimana menjadi Abah.
“Sekali kegiatan mendapatkan amplop,” tutur Atjep yang sehari-hari bekerja sebagai tukang bangunan. Dia mengaku uang yang sudah diterimanya total Rp 5 juta.
Meski menjadi Abah, Atjep dan Abah lainnya tidak pernah berkomunikasi dengan Dimas Kanjeng. Tugas mereka hanya berjalan di belakang Dimas Kanjeng. Ketika berada di panggung, semuanya duduk di belakang Dimas Kanjeng.
“Enggak pernah (bicara dengan Kanjeng). Sebelum acara dikumpulkan Vijay di hotel. Setelah acara langsung balik ke hotel. Amplopnya diberikan oleh Vijay di hotel,” terangnya.
Kasus penipuan yang dilakukan Dimas Kanjeng membuat dirinya terseret dan ikut menjadi saksi. Atjep mengaku menyesal menjadi Abah. “Saya tidak mengira menjadi seperti ini. Ini kebodohan kita dan dibohongi seperti ini mau saja,” ungkapnya.
Cerita orang-orang yang diangkat sebagai Abah hampir sama. Mereka diajak temannya untuk jalan-jalan dan ziarah. Tidak tahu kalau akan dijadikan Abah.
“Saya baru ikut sekitar 3 bulan. Setiap kegiatan mendapatkan Rp 2 juta dari Vijay,” kata Marno Sumarno alias Abah Holil. Warga Jakarta ini awalnya hanya diajak jalan-jalan ke Bangkalan, Tuban, makam Sunan Kalijogo, Jakarta dan Probolinggo.
“Kita pokoknya disuruh ikut saja,” katanya.
Marno yang sehari-hari bekerja sebagai mekanik mobil ini mengatakan, setiap ada kegiatan mereka diminta mengenakan pakaian dan sorban sudah disiapkan oleh Vijay di hotel.
“Bajunya diberi koordinator (Karnawi),” terangnya.
Ada 10 orang yang direkrut oleh karnawi. Karnawi mendapatkan perintah dari tersangka Vijay untuk mencari Abah. Pencarian orang untuk dijadikan Abah, atas permintaan dari Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
Abah-abah yang sudah terpilih ini, setiap kali ada kegiatan, selalu duduk di panggung dan disebutkan oleh MC tentang panggilan Abah-nya.
“Abah-abah ini tidak boleh bicara dengan orang lain. Namnya disebutkan MC ketika ada acara bersama Dimas Kanjeng,” kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono.
Kata Argo, tersangka Taat Pribadi memberikan uang ke tersangka Vijay, kadang Rp 100 juta, kadang Rp 75 juta untuk Abah. Oleh Vijay, sebagian uang tersebut dibagikan ke Abah. Setiap Abah ada yang mendapatkan Rp 1,5-2,5 juta per kegiatan.
“Kalau sudah lama ikut, nilainya lebih besar daripada yang baru menjadi Abah,” jelasnya.
Berikut ini nama-nama Abah (hampir semuanya warga Jakarta) yang dibentuk karena rekayasa bersama tersangka Vijay dan tersangka Karnawi:
-Ratim alias Abah Abdul Rohman. Dia pernah diajak ke Sunan Ampel, Bangkalan, Demak, Sunan Kalijaga, Padepokan dan Makassar. Total uang yang sudah diterima sekitar Rp 20 juta. Dia juga pernah diberangkatkan umroh oleh Dimas Kanjeng.
-Abdul Karim alias Abah Sulaiman Agung, pernah mengikuti kegiatan Makassar, Probolinggo, Jakarta. Total uang sudah diterima karena menjadi Abah sebesar Rp 20 juta.
-Murjang alias Abah Nogosoro, pernah mengikuti kegiatan di Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo, di Tuban, Jakarta. Total menerima uang sekitar Rp 8,7 juta.
-Marno Sumarno alias Abah Holil, pernah diajak ke Bangkalan, Tuban, Sunan Kalijogo, Jakarta dan Probolinggo. Uang yang sudah diterimanya mencapai Rp 11 juta.
-Atjep alias Abah Kalijogo, pernah mengikuti kegiatan di Demak Jawa Tengah dan Probolinggo. Uang yang diterima karena disuruh menyaru sebagai Abah sebesar Rp 5 juta.
-Sadeli alias Entong, pernah diajak ke Probolinggo dan menerima total Rp 4 juta. Sadeli ini belum mendapatkan julukan Abah, karena masih baru.
-Biwa Sutarno alias Abah Sukarno. Pernah ke Probolinggo, Jakarta, Makassar, Bangkalan, serta diberangkatkan umroh. Uang yang diterimanya total sebanyak Rp 9,5 juta.
Matsani alias Abah Abdul Rohim. Suganda alias Abah Balkan. Keduanya mengalami sakit keras dan belum bisa dimintai keterangan. (@tim)