MEDAN (SUMUT), beritalima.com- Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)pimpin wilayah Provinsi Sumatera Utara menggelar aksi damai untuk mendesak sikap pemerintah Indonesia untuk Sungguh – sungguh membantu perdamaian di plastina dan menetapkan musibah letusan gunung Sinabung sebagai bencana Nasional, Sabtu (5/8).
” Bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa . Sebagaimana yang teruang dalam pembukaan UUD 1945, artinya Merdeka dalam arti yang luas yaitu Merdeka dari penjajahan , Kebodohan, Kemiskinan , Penyakit dan lain lain . Kata Ketua Umum IPM Sumut , Kairul Hadi dalam orasinya .
“Betapa jelas kita me lihat sengsaranya Saudara -saudara kita di plastina , akibat penjajahan dan pembantaian yang dilakukan oleh Israel dan betapa terancamnya 2 juta jiwa anak -anak Palestina akibat konflik yang tidak berkesudahan , fasilitas serta proses pendidikan yang juga sama porak -porandanya.
” Jadi kami hari ini tidak melihat langkah yang nyata dari pemimpin-pempin negara ini.Tentu ini sangat dampak merusak masa depan anak-anak, pelajar, yang akan meneruskan perputaran roda dunia ini,”ucapnya.
Dengan kondisi yang demikian memprihatinkan itu, Lanjut Khairul Hadi, Negara Indonesia hanya mampu mengutuk, dan mengutuk. Setiap kali terjadi penindasan yang dialami oleh rakyat Palestina, Suriah, Rohingya dan yang lainnya, berulang kali pula kutukan keluar dari mulut pemimpin di negara ini. Sadarlah hai para pemimpin negara kami. Dunia ini bukanlah dunia dongeng. Israel tidak akan pernah menjadi batu seperti malin kundang sekalipun kalian mengutuknya ribuan kali.
“Penderitaan tidak akan pernah musnah hanya dengan kutukan. Jadilah pemimpin yang gagah, yang mengerahkan segala kuasanya untuk menghentikan penjajahan demi mewujudkan kemerdekaan yang sebenar-benarnya,”tukas ketua umum IPM Sumut.
Ditambahkannya pula bahwa Kami Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sumatera Utara, hari ini juga melihat terancamnya masa depan ribuan pelajar yang menjadi korban bencana Gunung Api Sinabung. Sekali lagi, kami tidak melihat kesungguhan pemerintah dalam menanggapi masalah ini.
Kemudian aturan di atas kertas yang mengakibatkan Bencana Sinabung tidak bisa dinaikkan statusnya menjadi bencana Nasional, Kata Khairul itu berdampak pada lambatnya penanganan bencana, relokasi korban, khususnya dalam hal pendidikan. Para pelajar di sekitar Gunung Sinabung masih saja dipaksa belajar dalam kondisi bencana, berselimut debu vulkanik, dan terbatasnya ketersediaan masker.
Infeksi saluran pernapasan dan runtuhnya atap bangunan sekolah karena menahan beban dari bongkahan debu vulkanik yang setiap saat mengancam para pelajar di sana. Jika ini terus berlanjut, dan pemerintah terus lupa atas perannya, artinya kita membiarkan lahirnya generasi dengan jiwa yang tidak merdeka. Generasi yang dibelenggu ketakutan, yang lemah jiwanya, serta terancam cacat fisiknya. Artinya, pemerintah sudah kesekian kalinya mengangkangi wasiat dari para pendiri bangsa ini. Pemerintah mengancam kemerdekaan rakyatnya sendiri.
“Karena tugas pemerintah adalah memastikan bahwa rakyatnya merdeka dari ketakutan, merdeka dari penyakit, merdeka dari kemiskinan, dan tentunya merdeka dari kebodohan dan merdeka dari rusaknya proses pendidikan,”tambahnya.
Khairul menambahkan, Melalui aksi ini, kami Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sumatera Utara mendesak pemerintah dan mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk turut andil dalam mewujudkan cita-cita kita dalam pembukaan UUD’45. Menghapuskan segala bentuk penjajahan di atas dunia ini. Menggalang kekuatan dengan negara-negara lainnya untuk memberikan sanksi tegas kepada Israel. Menyelamatkan jiwa rakyat Palestina, khususnya anak-anak dan pelajar serta memberikan harapan dan masa depan yang cerah untuk mereka.
“Melalui aksi ini juga, kami Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sumatera Utara juga mengajak seluruh masyarakat, serta mendesak pemerintah daerah hingga pusat, untuk bahu-membahu membantu saudara-saudara kita. Khususnya anak-anak, pelajar, generasi muda.Menjadikan mereka generasi yang kuat sehingga mereka mampu membangun kembali daerahnya di masa yang akan datang,”pungkasnya.
Sementara itu Ketua Advokasi pimpinan Wilayah IPM Sumut, Rizki Fadilla menuturkan bahwa dalam aksi ini Kami juga melakukan penggalangan dana untuk membantu anak-anak dan pelajar yang menjadi korban.
“Kegiatan ini serentak dilakukan di beberapa kabupaten/kota di Sumut dan akan terus berlanjut sampai kami merasa, apa yang kami lakukan dapat bermanfaat bagi mereka yg mengalami musibah. Karena bagi kami duka mereka adalah duka kita bersama,”tegasnya.
Reporter beritalima:Sugi