Kendati sederhana, namun kegiatan ini berlangsung khidmat. Dalam deklarasi ini Pakar Indonesia mengeluarkan manifesto politiknya, dibacakan Ketua Majelis Pendiri Pusat (MPP) Sudirman Kadir, diikuti oleh seluruh peserta deklarasi.
Politisi senior yang pernah menjabat Sekjen GMNI di era orde baru ini memaparkan, Pakar Indonesia berkeyakinan bahwa nilai-nilai gotong royong adalah satu- satunya jalan dalam mewujudkan kedaulatan, kemandirian, serta kepribadian Indonesia. Sebagai parpol yang yang menjadikan Konsepsi Trisakti Bung Karno sebagai paradigma perjuangan, Pakar Indonesia sudah bertindak nyata untuk bergotong royong dalam lapangan politik.
Saat ini, urainya, ada 34 provinsi yang telah membentuk dan mendirikan Pakar Indonesia tanpa modal dari satu orang, seperti perusahaan yang membentuk perwakilannya atau pemilik saham yang memperluas investasinya di daerah- daerah. “Ke depan, partai ini wajib mengembangkan nilai gotong royong dalam lapangan ekonomi dan kebudayaan,” tegas Sudriman Kadir yang di era reformasi pernah menjabat Sekjen Ormas Pemuda Demokrat Indonesia.
Sementara itu Ketua Umum DPP Pakar Indonesia, Andy Talman Nitidisasro, menegaskan, Pakar Indonesia sebagai parpol baru telah membuat gebrakan besar dalam sistim kepartaian nasional dimana kedaulatan partai berada di tangan para kader, bukan pemilik modal atau ketua pusat. Adalah hak daerah dalam menentukan kebijakan partai di tingkat daerah mengingat nilai- nilai kearifan lokalnya. “Termasuk dalam mengusung kepala daerah dan anggota legislatif,” pungkas Andi Talman.
Yang tak kalah penting, tekan Andi, momentum kemerdekaan RI menjadi tonggak bersejarah bagi Pakar Indonesia untuk ikut membangun negeri. Dunia dibayangi ancaman resesi global serta keberadaan Indonesia sebagai pusat pertumbuhan baru ekonomi di kawasan Asia Pasifik, harus disikapi dengan cermat. Oleh karenanya, Pakar Indonesia dapat memahami reshuffle kabinet oleh Presiden Joko Widodo baru- baru ini, terutama di sektor ekonomi.
“Sudah saatnya tata kelola keuangan negara mendorong tercapainya kedaulatan pangan Indonesia dan menstimulus pengembangan sistem ekonomi nasional berbasis “smart idea”,” papar Andy Talman.
(nov/ede)