KUALA LUMPUR, beritalima.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kembali memimpin East Java Trade Mission and Invesment (Misi Dagang dan Investasi Jawa Timur) ke luar negeri. Setelah sukses di Saudi Arabia pada akhir November lalu, kini Gubernur Khofifah kembali menggelar rangkaian program serupa di Kuala Lumpur, Malaysia.
Misi dagang yang digelar di Hotel Pullman, Kuala Lumpur pada pada Senin (19/12) ini merupakan upaya untuk memperluas pasar industri sekaligus mendorong pertumbuhan sektor perdagangan Jatim. Transaksi penjualan mulai pukul 10.00 hingga 18.00 waktu setempat, menunjukkan hasil yang signifikan. Komitmen transaksi yang berhasil dicatatkan mencapai Rp 48,68 miliar dari tiga belas transaksi produk UMKM. Misi dagang akan dilanjutkan sampai tanggal 21 Desember 2021 diikuti market visit dan kunjungan bisnis lainnya.
“Kami berharap setelah Misi Dagang ini bisa terus berkolaborasi dan menjajaki berbagai komoditas unggulan dari Jatim dan Malaysia khususnya Kuala Lumpur,” kata Khofifah.
Transaksi tersebut berasal dari sejumlah komoditi utama seperti rempah-rempah, garmen, kopi, kerupuk, sambel olahan, popcorn, mie kering dan multiproduk. Permintaan yang cukup banyak salah satunya yakni Batik Gedog Tuban.
Gubernur Khofifah menegaskan, Misi Dagang di Malaysia memiliki nilai yang sangat strategis. Salah satunya yakni nilai ekspor non migas Jatim ke negeri Jiran yang mencapai 1.599,43 Juta Dollar AS. Angka tersebut naik 25,40 persen dibanding periode sama sebelumnya.
Sementara itu kontribusi PDRB Jatim untuk nasional mencapai 14,36 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi non migas hingga triwulan ketiga mencapai 6,13 persen. Khofifah mengatakan bahwa sektor industri, perdagangan dan pertanian Jatim turut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Khofifah menyampaikan apresiasinya terhadap antusiasme peserta Misi Dagang kali ini. Tercatat ada 100 pengusaha yang menghadiri kegiatan Misi Dagang. Sebanyak 62 diantaranya merupakan pebisnis Malaysia.
Khofifah mengatakan, upaya untuk mendorong perdagangan luar negeri akan senantiasa digencarkan. Meski perdagangan dalam negeri seperti ekspor antar provinsi juga harus tetap diperhatikan. Ke depan, Khofifah menyanpaikan sudah ada permintaan dari Duta Besar RI di Jepang. Saat ini, Pemprov Jatim sedang melakukan kordinasi teknis potensi pengembangan di negara tersebut.
“Tidak hanya pengusaha Malaysia. Kali ini juga ada yang datang dari Jepang dan Tiongkok,” kata Khofifah.
Dia mengatakan bahwa minat pengusaha Malaysia terhadap Misi Dagang ini cukup tinggi. Bahkan, ada pengusaha pusat perbelanjaan dan mall yang berkeinginan satu blok miliknya diisi produk asal Jatim. Ada tindaklanjut berupa peninjauan market visit ke lokasi tersebut.
Sementara di sektor pariwisata, orang nomor satu di Jatim ini juga menjelaskan berbagai potensi yang dapat dikembangkan. Sebab, hampir 56 juta masyarakat Indonesia melakukan kunjungan wisata ke Jatim. Itu jadi potensi usaha yang menarik untuk dikembangkan.
Karena itu, Khofifah meyakini ada potensi yang tinggi dalam investasi di bidang pariwisata Jatim khususnya medical tourism. Peluang pengusaha Malaysia untuk masuk Jatim cukup besar. Insya Allah dalam bulan Januari akan ada bussines trip dari Malaysia ke Jatim.
“Kami punya kawasan yang menghasilkan oksigen terbaik di dunia yang layak dikunjungi,” jelas Khofifah.
Mantan Mensos RI itu juga berharap ke depannya ada sport tourism dan medical tourism yang bisa mendorong pertumbuhan investasi, terutama untuk para pelaku usaha wisata Malaysia. Keberadaan fasilitas itu tidak hanya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga tingkat pemberdayaan masyarakat yang bisa memicu kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Hermono mengucapkan terima kasih atas kehadiran gubernur. Dia menyebut bahwa kegiatan Misi Dagang ke Malaysia merupakan hal benar. Sebab meski pandemi, volume perdagangan kedua terus mengalami peningkatan.
Hermono mengatakan bahwa angka perdagangan Indonesia-Malaysia tahun 2021 mencapai USD 21 miliar dollar AS. Angka tersebut berpotensi naik 36 persen. Sebab hingga akhir Oktober, nilai perdagangan sudah mencapai angka USD 23 miliar. “Saya setuju dengan Ibu Khofifah. Kita memang tak boleh berdiam dan harus terus bergerak,” kata Hermono.
Di mata pengusaha Malaysia, lanjut Hermono, Jatim merupakan provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup progresif. Itu tidak hanya ditunjang tingginya potensi investasi. Sektor wisata di Jatim juga mendapat perhatian tersendiri bagi pemerintah dan pengusaha Malaysia.
Dalam ekspor Kopi Excelsa perdananya, Koperasi Kopi Wonosalam mencatatkan penjualan sebesar 12ton atau senilai 360 juta rupiah.
Sejumlah pejabat turut hadir menghadiri kegiatan misi dagang. Seperti Kadisperindag Pemprov Jatim, Kepala DPMTSP, Dirut Bank Jatim, Dirut BPR Bank UMKM, Dirut JGU, Dirut PWU, Ketua Kadin Jatim, Dirut PT SIER, dan Ketua Iwapi Jatim,
(red)