JAKARTA, Beritalima.com– Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPR RI menyambut baik sikap Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tanggap dan cepat dalam menyahuti isu yang berkembang di masyarakat terkait Rancangan Undang-Undang Haluan Idiologi Pancasila (RUU HIP).
Seperti banyak diberitakan, hampir dua pekan terakhir, dunia politik Indonesia dihebohkan dengan persoalan RUU HIP yang menjadi inisiatif DPR RI dan pembahasannya masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas). Sejumlah elemen masyarakat seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan bahkan mantan Wakil Presiden, Jendral Purnawirawan Try Sutrisno ikut meminta agar ke depan DPR RI tidak lagi membahas RUU HIP.
Berkenaan dengan itu, sudah selayaknya DPR menindaklanjutinya. Artinya, pembahasan RUU HIP itu memang sudah tidak bisa dilanjutkan lagi.“Pak Mahfud menyebut pemerintah meminta menunda pembahasan. Itu kan bahasa halus. Sama saja, pemerintah meminta agar pembahasan dihentikan. Apalagi, pemerintah mengatakan mau fokus penanganan wabah virus Corona (Covid-19).
“Menurut saya, pernyataan pak Mahfud itu di dasar kan atas respon masyarakat terhadap RUU HIP itu. Sebab, sampai sejauh ini, gelombong kritik dan penolakan sudah terdengar nyaring. Sikap yang paling bijak dalam merespon suara-suara masyarakat tersebut adalah menghentikan atau menunda pembahasannya,” kata politisi senior dari Fraksi PAN di Komisi IX DPR RI, Dr Saleh Partaoan Daulay kepada awak media pertengahan pekan ini.
Dikatakan wakil rakyat Dapil II Provinsi Sumatera Utara itu, pembuatan UU akan berjalan dengan baik jika ada kesepakatan antara Pemerintah dan DPR RI selaku pembuat UU. Jika sejak awal sudah ada satu pihak yang meminta ditunda, berarti pembahasannya tidak akan berjalan mulus. Perlu penyamaan persepsi dan pandangan lagi. Masih butuh waktu.
“Yang jelas, fraksi PAN mendukung pernyataan Pak Mahfud. Semoga ini didengar oleh semua fraksi Saya yakin, kalau pembahasannya ditunda, masyarakat juga akan memahami. Gelombang kritik dan penolakan akan berkurang. Kita semua fokus menangani covid-19,” demikian Dr Saleh Partaonan Daulay. (akhir)